Tuesday, May 20, 2008

Underdog Menuju Puncak


Perhelatan ajang bergengsi dunia bulutangkis baru saja usai. Piala Thomas dan Uber masih belum mau mampir ke Indonesia. Udah lama padahal berangan-angan bisa menyimpan lagi dua piala bergengsi itu di tanah air. Ya ngga sih. Ngga juga yah.. Ah, ga papa lah..

Cuma, yang tersisa dari helatan akbar kemaren itu justru sebuah penghargaan khusus untuk Tim Uber kita. Tim yang sejak awal ngga diunggulkan sama sekali, dianggep tim underdog karena prestasinya ga ada yang moncer dalam beberapa tahun terakhir. Sistem regenerasi yang buruk dituding jadi salah satu faktor penyebab susahnya meraih prestasi di sektor putri.

Tapi, pas Uber kemaren, sungguh diluar dugaan. Tim putri yang sama sekali engga diunggulkan, mainnya bagus pisan. Mulai dari lawan Jepang dan Belanda di penyisihan, trus sampe perempat final ngalahin Hongkong dan semifinal ngalahin Jerman. Sungguh diluar dugaan. Bahkan Belanda yang kita kalahin 5-0 di penyisihan, sempat membuat China ketar ketir di perempat final karena harus bertanding full sampe skor akhirnya 3-2 untuk China. Hhhmm.. Belanda bukan lawan mudah.

Target yang dipatok Tim Uber Indonesia cuma sampe semifinal sukses dilewati pasukan Uber yang dimanajeri Susi Susanti sampe ke babak puncak. Meski harus kalah dari China di final, tapi sungguh, ngeliat perlawanan tim Uber putri, kalahnya terhormat. Ah, mungkin ada sebagian yang ga setuju sama pendapatku. Yaa.. gapapa dongs.. Namanya juga pendapat. Buatku sih, permainan tim Uber meningkat luar biasa.


Pasukan Uber yang turun ke lapangan sejak babak penyisihan adalah Maria Kristin, Adrianti Firdasari dan Pia Zebadiah di tunggal. Sementara dua ganda yang selalu turun adalah Vita Marissa/Lilyana Natsir yang saat ini di peringkat 9 dunia dan Greysia Polii/Jo Novita. Kalo lagi main, ganda-ganda ini gahar pisan euy, hehehe.. Di final, Vita/Lilyana bahkan bisa ngimbangin pasangan China yang berperingkat 1 dunia. Ah, andai saja stamina lebih kuat dan lebih sabar, yakin deh menang..

Semuga di tahun-tahun mendatang, ada banyak kesempatan untuk bertanding, belajar lebih banyak dari beragam tipe lawan. Jadi ngarepin Piala Uber kembali kepangkuan setelah sejak tahun 1996 terbang, ga cuma jadi angan semata. Ciaaahhh.. Jangan kendur ya Tante..

0 comments: