Wednesday, October 31, 2007

Cerita si Mba

Urusan Mba ini selalu jadi pikiran kalo abis Lebaran. Mikir-mikir, kira-kira pada balik engga ya abis Lebaran nanti. Meski rada yakin bakal pada balik sesuai apa yang dua mba di rumah bilang ke aku, tapi tetep aja ada rasa was-was. Ayahnya Faza sih jauh-jauh hari sudah bilang, "Jangan terlalu berharap..". Jadi mesti siap mental gitu lah ngadepin berbagai kemungkinan.

Dan mental itu memang beneran diuji. Satu mba balik lagi, sementara satunya liwat SMS mengabarkan engga balik lagi. Huhuhuhu.. jadi inget deh perjuangan tahun lalu, waktu abis Lebaran, dua mba juga ga pulang. Uuuffhhh.. mesti ngekos di rumah Uti sampe sebulanan tuh. Nyari kesana kemari. Tapi yah, mungkin juga karena udah pengalaman tahun lalu, jadi yah, sekarang mah dihadapi aja kalo memang gini.

Pencarian sudah dimulai ketika aku dapet SMS si mba ini. Kabar yang kuterima dari mba satunya sih, temennya ini pingin dapet kerja yang deket dengan adiknya. Yah sudahlah. Apapun alasannya, aku juga ga terlalu berharap banyak. Mungkin butuh penyegaran juga kali yak setelah setahun menggali pengalaman di rumahku. Tapi suatu ketika, selang beberapa hari, si mba ini sempet main ke rumah Uti, ketemu dengan kolega-koleganya. Kabarnya sih, dia pingin balik lagi kerja di rumahku karena ternyata batal pindah ke tempat kerja baru. Ya udah, di tengah masa pencarian ini, kubilang aja supaya kalo memang si mba ini pingin balik lagi, setidaknya ngabari aku aja dulu. tapi kabarnya sih doi udah terlanjur malu karena udah pamit ke aku sebelumnya.

Kadang sih suka ada harapan doi bakal nelpon dan minta ijin untuk balik lagi, ning ya harapan tinggal harapan. Apalagi terhitung sejak dua hari lalu, aku dapet mba lagi dari temenku. Sekarang sih masih masa penjajagan, secara masih tinggal di rumah Uti. Sekalian belajar sama Mala dan mbaknya Faza yang lama, yang bakal jadi temennya nanti.

Tuesday, October 30, 2007

Keluar Flek Saat Hamil, Berbahayakah?

by Dr. Ratih Palupi

Keluar flek (bercak darah) dari vagina tentu membuat seorang ibu hamil cemas dan bertanya-tanya, apalagi bila baru pertama kali mengalaminya. Apakah flek tersebut adalah hal yang biasa saja? Ataukah sebuah tanda bahaya?

Apa yang dimaksud dengan keluar flek?
Keluar flek (disebut juga spotting) adalah perdarahan ringan yang bisa terjadi kapan saja pada saat hamil, terutama pada trimester pertama. Sekitar 20% wanita hamil mengalami spotting pada trimester pertama. Hal ini bisa jadi merupakan bagian alami dari kehamilan, namun perlu dipastikan dahulu bahwa tidak terjadi komplikasi.

Perdarahan adalah tanda tersering dari keguguran, sehingga setiap wanita hamil yang mengalami perdarahan dari vagina harus segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Yang dilakukan oleh Sita di atas sudah tepat. Jika Anda mengalami perdarahan banyak atau nyeri hebat dan tidak dapat segera menemui dokter/bidan, langsung datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Apa bedanya dengan perdarahan?
Jumlah darah yang keluar membedakan antara flek dengan perdarahan. Keluar flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari vagina berwarna merah atau kecoklatan, yang bisa jadi tidak sampai mengotori celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak daripada flek, dan mengotori celana dalam. Perdarahan jelas lebih serius daripada flek.

Keluar flek itu normal atau berbahaya?
Bagaimana membedakan keluar flek yang normal dan yang berbahaya? Jawabannya tergantung dari kapan terjadinya, jumlah darah yang keluar, lamanya, dan gejala lain (misalnya nyeri perut, keluarnya gumpalan darah atau jaringan, pingsan, lemas, demam). Flek darah yang dianggap normal adalah bila terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), serta tidak ada gejala lain.

Apa penyebabnya?
Dengan mengetahui penyebab keluar flek/perdarahan saat hamil, Anda dapat mengetahui gejala apa yang mesti dicari dan kapan meminta bantuan kepada tenaga medis. Penyebab keluar flek/perdarahan berbeda pada setiap trimester.

Perdarahan pada trimester pertama
Tidak selalu berarti ada masalah. Penyebab yang tidak berbahaya misalnya :
1. Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim. Hal ini normal pada kehamilan. Jumlah darah yang keluar sangat sedikit.
2. Perubahan hormon: Keluar flek yang disebabkan oleh perubahan hormon saat hamil. 3. Biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan, tetapi pada sebagian wanita dapat menetap sampai akhir kehamilan.

Penyebab lain yang lebih serius pada trimester pertama yaitu :
1. Keguguran: Perdarahan vagina merupakan tanda awal keguguran, disertai dengan nyeri perut.
2. Blighted ovum: Walaupun dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) terlihat tanda-tanda kehamilan di dalam rahim, namun embrio gagal berkembang sebagaimana mestinya.
3. Kehamilan ektopik: Sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Yang tersering adalah menempel di Tuba Falopii, sehingga tidak dapat berkembang karena kekurangan nutrisi. Tandanya antara lain nyeri perut dan perdarahan. Perdarahan akibat kehamilan ektopik sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa ibu.
4. Kehamilan mola atau kehamilan anggur: Pada keadaan ini, plasenta tidak terbentuk secara normal. Pada pemeriksaan USG dapat terlihat bukan janin yang berkembang, tetapi jaringan abnormal.

Perdarahan trimester kedua dan ketiga
Berbeda dengan trimester pertama, Anda perlu waspada bila terjadi perdarahan dari vagina pada trimester kedua atau ketiga karena biasanya menandakan adanya hal yang abnormal. Penyebab perdarahan pada trimester kedua atau ketiga antara lain :
1. Luka pada leher rahim, misalnya akibat berhubungan seksual atau pemeriksaan dalam yang terlalu kasar.
2. Penyakit pada vagina atau leher rahim, termasuk infeksi.
3. Mioma di rahim.
4. Penyebab yang lebih serius pada trimester kedua atau ketiga biasanya karena kelainan plasenta, yaitu: plasenta previa. Plasenta terletak di bagian bawah rahim sehingga menutupi mulut leher rahim. Tanda utamanya adalah keluar darah berwarna merah yang tidak disertai rasa nyeri, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
5. Abrupsio plasenta: Sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari perlekatannya pada dinding rahim. Darah yang keluar bisa sedikit atau banyak tetapi selalu disertai dengan nyeri perut hebat, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
6. Partus prematur: Terjadinya pelebaran leher rahim pada kehamilan 20-37 minggu, disertai dengan kontraksi rahim.
7. Keguguran: Walaupun keguguran lebih banyak terjadi pada trimester pertama, masih terdapat risiko keguguran pada trimester berikutnya.

Apabila perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu, segera datang ke rumah sakit karena hal ini merupakan kedaruratan. Perdarahan yang terjadi jumlahnya bisa banyak atau sedikit, dan disertai atau tanpa nyeri perut. Jangan anggap remeh perdarahan ini karena perdarahan adalah salah satu penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia.

Bagaimana mencegahnya?
Bisa tidak ya kita mencegah supaya tidak keluar flek? Tentunya dengan rajin kontrol ke dokter/bidan sejak awal kehamilan sehingga bisa mendeteksi dini adanya kelainan. Hindari rokok dan narkoba karena merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan saat hamil, sekaligus juga tidak baik bagi kesehatan Anda secara umum. Nah, apabila Anda mengalami keluar flek saat hamil, tenangkan diri Anda, sekaligus tetap waspada terhadap adanya tanda-tanda bahaya di atas.

Saatnya pergi ke UGD
Anda perlu langsung pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit jika mengalami tanda-tanda bahaya di bawah ini :
1. Perdarahan yang banyak, atau nyeri perut dan kontraksi yang hebat
2. Keluar flek atau perdarahan yang sudah berlangsung lebih dari 24 jam, dan Anda tidak dapat menghubungi dokter
3. Pingsan, atau merasa sangat pusing dan lemas
4. Perdarahan yang disertai demam di atas 38,5oC

Pada perdarahan trimester pertama, pertama kali dokter akan mencari apakah terjadi kehamilan ektopik, namun pada perdarah-an trimester berikutnya dokter akan terlebih dulu meyakinkan apa-kah keadaan Anda stabil atau tidak akibat kehilangan darah. Selain pemeriksaan fisik, dilakukan juga pemeriksaan laboratorium dan USG, tergantung dari kondisi Anda saat itu.

Referensi:
1. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, et al. Williams manual of obstetrics. 21th ed. Singapore: Mcgraw-Hill (Asia), 2003.
2. Mayo Clinic. Vaginal bleeding during pregnancy. www.mayoclinic.com
3. E-medicine. Bleeding during pregnancy. www.emedicinehealth.com

Thursday, October 18, 2007

Lebaran #5 ; Menyisir Pantura dan Rest Area

Kami pulang ke Jakarta hari Senin Sore, ba'da Ashar. Aku, Faza, ayahnya plus Ate dan Om Ari. Nyaris bersamaan dengan Mas Bowo dan rombongan. Sementara Sitta dan suaminya, Kang Joy plus Sari udah duluan pulang karena katanya mau mampir Cirebon dulu. Makan ayam apa gituh disana. Hhhmm.. segitu bela-belainnya ya, hahaha.. Ya iyalah, mumpung ada di Indramayu to, jadi kesempatan besar lah menikmati klangenan.

Jalanan yang kami lewati termasuk lancar moncer. Ga ada kemacetan. Sesekali kami ketemu mtor-motor yang nampaknya sih udah ikut arus balik juga. Cuma ya belum banyak. Jadi kami bisa melaju rata-rata 80 km sampe 100 km per jam. Wuuuzzz....

Dari Indramayu sampe masuk tol Cikampek kami tempuh sekitar sejam seperempat. Engga brenti-brenti karena diniatin brenti pas di rest area tol Cikampek. Ada di km61, tapi rupanya pas rame banget. Bahkan ngeliat antrian yang cukup banyak nyaris di semua outlet makanan, kami pilih lanjut lagi aja, hihihihi.. Ga kebayang deh nanti antriannya. Akhirnya kami pilih rest area yang ada di km42. Ini juga ga kalah besar dengan sebelumnya. Kompleks jajanan dan toilet juga banyak. Toilet perempuannya berjajar berhadapan sekitar 20 biji. Dan termasuk bersih karena petugasnya rajin ngepelin mulu.

Sementara itu tempat makannya kami pilih yang ada di tengah. Lupa namanya euy. Sedia steak, ayam sampe seafood. Cuma yah, gitulah. Ga disangka, nyaris semua yang kami pingin udah habis. Idiihh.. baru juga jam tujuan gitu loh.. Tapi rasanya ya wajar aja. Lha gimana, itu orang banyak banget bow yang mampir. Ga cuma di resto itu, resto dan tempat nongkrong lain yang ada disitu juga full. Maklumlah, namanya juga lagi libur Lebaran. Jadi ya kami pesen yang ada aja. Faza sendiri menikmati beef burger. Es strawberry yang dipinginin udah ludes. Duh, padahal kalo di gambar mah menarik pisan itu gambar esnya. Yah, gapapa deh. Faza sudah cukup puas dengan orange juice sebagai gantinya.

Wah betulan deh, yang namanya tempat makan, selama musim mudik begini, pasti banyak peminat. Entah pinggir jalan atau yang model resto gitu, orang mah hayuuu aja masuk kesana. Mestinya sih mereka juga siap sedia dengan persediaan melimpah yah. Apalagi di lokasi macam rest area begitu. Peminat kan pasti banyak banget..

Mampir di rest area lumayan bikin segera lagi. Perjalanan menyusuri tol Cikampek yang rame jadi ga terlalu brasa jauh, hehehe.. Mulai brasa ngantuk pas masuk tol Cikunir karena kami nganter pulang Om Ari dan Ate. Soalnya Om Ari yang besoknya masuk kantor, engga sedia sepatu di rumah Uti. Wah itu tuh, beneran deh nguantuuukk banget di tol. Om Ari yang nyetir mah masih melek banget, malah becanda terus sama Faza. Kami ga sempet mampir lama-lama di rumah Ate karena udah malem. Belum lagi ayahnya Faza yang udah mulai diserang kantuk. Jadi dalam perjalanan ke rumah Uti di Cipinang, si ayah minta ijin untuk ngerokok, hehehe.. Soalnya selama ini kalo nyetir kan ndak pernah ngerokok. Cuma dalam kondisi darurat kaya ngantuk ini aja si ayah butuh doping. Faza sendiri udah mulai terlelap setelah beranjak dari rumah Ate.

Sampe rumah Uti udah hampir jam sepuluh. Fffuuiihh.. Alhamdulillah, perjalanan termasuk lancar. Kami tinggal menikmati kepenatan campur seneng setelah melewati hari-hari libur Lebaran. Buatku sih, meski ga lama, tapi lumayan lah untuk mengikis penat setelah rutinitas kerja. Eh tapi ya belum kikis banget lah, lha wong besoknya pas masuk kantor, ternyata masih mualeeesss bangeettt, hihihihihi.. Gawat gawats..

Wednesday, October 17, 2007

Lebaran #4 ; Obat Kangen

Kalo ke Indramayu tuh rasanya kurang pas kalo engga mampir ke bubur ayam Mang Udin. Lokasinya di depan kantor Pegadaian. Tenda-tenda gitu. Wah kepinginnya udah lama banget nih, sejak awal hamil kedua ini, hihihihi.. Bubur ayam khas Indramayu yang kayanya biasa aja, tapi sensasinya itu lo, bikin kepingin mulu kalo berjauhan, ciaaahhh..

Jadilah Minggu malam, kami jalan ke Mang Udin. Kata Mang Ade, adenya Uti paling kecil, ada lagi saingan Mang Udin. Tapi daripada gimana-gimana, ya tujuan tetep diarahkan ke Mang Udin. Rombongan kami kesana setelah sebelumnya mampir dulu ke rumah Budhe Ijah, kakaknya Uti. Rumahnya sih ga terlalu jauh dari rumah Embah. Sekalian jemput Sari, sepupuku dan Laras. Sampe di Mang Udin, ga brapa lama, eh ada rombongan Mas Bowo. Ini juga sepupuku yang tinggal di Cinere. Sampe Indramayu setelah rombongan kami tiba duluan. Mas Bowo membawa serta pasukan keluarganya. Istrinya, Mba Tita, dua juniornya, Dimas dan Nadya. Plus dua lagi keponakan Mas Bowo. Jadilah malem itu warung Mang Udin tame. Eh ga brapa lama lagi, Sitta, kakaknya Sari, menelponku dan siap bergabung. Sitta dateng sama suaminya, Kang Joy dari Bandung. Tinggalnya sih di Pondok Bambu Jakarta. Jadi lengkaplah, klan Embah ada di tenda Mang Udin malam itu, hehehe..

Bubur ayam khas Indramayu itu engga halus-halus amat masaknya. Trus diguyur kuah semacam gulai, dikasi kecap asin dikit, dikepyurin irisan ayam, plus kacang kedelai dan bawang goreng. Terakhir dikasi krupuk udang yang diremes-remes. Bisa tambah kecap manis atau sambel jika suka. Gitu aja rasanya. Cuma yang membedakan mungkin rasa kuahnya ya. Jadi malem itu, aku memberanikan diri mesen setengah mangkuk untukku dan semangkuk penuh untuk Faza. Harapannya sih ya kalo Faza engga abis, maka dakulah yang akah ngabisin, hihihihi.. Tapi Faza lahap juga loh makan bubur ayam ini. Meski engga abis, tapi lumayanlah untuk ngisi perut malem itu.

Malem itu, Faza tidur nyenyak di hotel. Meski ada ngelindurnya, nangis-nangis minta pulang ke Bojongkulur, tapi tidurnya baguslah. Pasti udah kecapekan setelah perjalanan dari Jakarta pagi harinya. Nah, cerita soal hotel ini juga itung-itung obat kangen. Soalnya sudah tiga kali Lebaran ini, tiap ke Indramayu kami nginep di hotel yang sama. Namanya Wiwi Perkasa. Entahlah nama itu diambil darimana.

Pertama kali nginep di hotel ini, masih bangunan lama. Ada tiga lantai. Kamar VIP di lantai atas. VIP sih ya lumayan lah. Tempat tidurnya model family, trus ada tipi, kursid an meja trus ada kulkas mini kalo ga salah, plus kamar mandi. Standar gitu dei. Cuma ya namanya bangunan lama, jadi jangan membayangkan yang berlebihan. Rada kurang bersih lah. Jadi kaya kurang dapet sentuhan kemoceng, sapu dan lap pel gituh, hihihihi.. Tapi itupun sudah lumayan lah. Apalagi musim mudik gini kan banyak banget tuh yang memanfaatkan hotel ini untuk nginep. Secara banyak kaum mudikers gitu loh..

Nah sejak tahun kemaren, pengelola bikin investasi berupa gedung baru di sebelah bangunan lama. Wah ini mah udah keliatan banget 'hotelnya'. Bangunan baru, masih kinclong, bersih, perlengkapan juga masih bagus, lebih nyaman lah. Tahun inipun gedung yang baru masih bertahan. Mungkin udah lebih lengkap lagi ruangan yang siap pakai. Ada gedung pertemuannya juga malahan. Hotel ini juga dalam proses pengembangan gedung tambahan lagi. Wah, manteb juga tuh nampaknya bikin investasi hotel di Indramayu. Meski mungkin laris manisnya musim mudik begini. Kemaren aja pas kesana hotel ini full booked. Untung udah dipesenin sebelumnya.

Tuesday, October 16, 2007

Lebaran #3 ; Ke Indramayu

Hari kedua Lebaran, hari Minggu, kami berencana ke Indramayu. Jadi dari rumah Nenek di Pasar Minggu, Sabtu ba'da Maghrib kami ke rumah Uti di Cipinang. Kami nyamperin Ate dan Om Ari dulu di Cipedak. Beberapa ruas jalan tergolong padet. Mungkin karena banyak yang brangkat atau pulang dari silaturahmi. Ayahnya Faza sempet salah jalan juga tuh. Sampe rumah Ate udah sekitar jam delapan malem. Ate dan Om Ari sih udah siap karena udah kutelpon duluan. Jadi sampe sana, kami engga terlalu lama. Maunya sih sekalian berlebaran juga di rumah ortunya Om Ari yang kebetulan sebelahan rumah. Tapi katanya ayahnya udah masuk kamar, jadi kami pun menunda rencana ke rumah sebelah.

Kami sampe Cipinang sekitar setengah sepuluh. Faza udah lelap sejak di mobil. Malem itu aku juga mesti beberes lagi untuk nyiapin perlengkapan yang mau dibawa ke Indramayu keesokan harinya. Rencananya sih cuma nginep semalem karena aku dan Om Ari sama-sama masuk hari Selasa. Sementara yang lain mah santei banget boww, lha wong masih masuk hari Senin depan. Huhuhuhuhuuuu.. Mau dooonnnggg....

Jadwal berangkat ke Indramayu dipatok jam 8 pagi sama Akung. Ada Pakdhe Mul juga yang nginep di Cipinang. Yah ga meleset-meleset amat sih waktu brangkatnya. Meski Faza sempet susah diajak mandi, sekitar setengah sembilan kami mulai brangkat. Kami berangkat dengan dua mobil, mobil kami dan mobil Akung. Rombongan mobil kami bertambah Ate dan Om Ari. Sementara mobil Akung isinya Akung, Uti, Pakdhe Mul, Om Ari dan Laras. Mala sendiri engga ikutan karena adiknya yang dari Padang mau dateng.

Mulai masuk tol Cikampek sekitar jam sembilan. Jalan tol yang awalnya lengang, mulai brasa padat di sekitar Bekasi Barat. Bahkan sempet nyaris brenti beberapa kali. Kadang mobil bisa juga dipacu rada kenceng. Tapi banyakan mah engga ding. Bahkan di pintu keluar Cikampek, termasuk padat banget. Kami harus sabar ngantri sebelum dapet kesempatan mbayar tol. Mobil Akung sendiri memilih keluar pintu tol Dawuan. Jadi itungannya malah leboh cepet Akung deh. Padahal sih sebelum itu, kami melaju sekitar 10 kilo di depan mobil Akung, huehehehe..

Kami mampir makan siang di Ma' Pinah, tempat makan selepas Pamanukan. Ada yang pernah? Gaya Sunda, dibuat saung-saung diatas kolam. Ada ikan bakar, cumi bakar, ayam goreng, sampe sop iga dan sayur asem plus tumis-tumisan. Sayangnya sih, kurang kipas angin atap gituh. Soalnya mengandalkan kipas angin standing sih kurang cukup karena asap bakaran suka menuju ke meja-meja makan, meski settingan lokasi sudah dibuat blong. Kami juga mampir di masjid di kawasan Sukra Indramayu. esjidnya gampang dikenal karena warnanya ijo tua mencorong. Banyak banget yang siang itu mampir ke mesjid. Sholat sekalian istirahat dan makan siang. Ga cuma mesjid ini aja yang penuh. Nyaris semua mesjid yang kami lewati di sepanjang pantura penuh dengan rombongan yang tengah istirahat.

Dari Sukra, udah ga terlalu jauh lagi ke rumah Uyut Faza. Sekitar 45 menit kemudian kami sudah masuk kota Indramayu dan tiba di rumah Embah. Cuma kami memang engga nginep di rumah Embah. Bukan apa-apa dan bukan juga mau sok-sokan dongs. Cuma Indramayu ini kan panas dan banyak nyamuk. Kasian Faza kalo mau istirahat. Jadi kami nginep di hotel deket rumah Embah. Udah tiga Lebaran ini setiap ke Indramayu, aku, Faza dan ayahnya nginep di hotel yang sama. Paling juga cuma lima menit dari rumah Embah. Huehehe.. Kalo lagi pingin mah tinggal naik becak aja dari rumah ke hotel.

Hhhhmmm.. Indramayu, here we come..

Lebaran #2 ; Malem Takbiran

Hari H Lebaran kami lewati di rumah Nenek. Kami berangkat Jumat pagi, berbarengan dengan ultah Om Ardi. Hari itu aku mulai cuti. Kami mampir dulu ke dokter THT untuk meriksain telingaku. Entah kenapa, dinihari pas bangun sahur, kok nun jauh di dalem telinga brasa ada rasa sakit yang menyengat. Engga teraba dari luar. Jadi bikin pusing..

Alhasil, ba'da Subuh, setelah yang lain tidur, aku malah engga bisa tidur sama sekali. Abis, nengok kiri salah, nengok kanan salah. Pusingnya itu yang menyumbang porsi terbesar bikin ga bisa tidur. Baru bisa tidur sekitar jam setengah delapan, itupun juga ga lama. Tapi syukurlah, sumber sakit yang tadinya ada jauh di dalem telinga, sekarang udah deket dengan telinga. Tapi tetep aja engga keraba. Jadi daripada gimana-gimana, diputuskanlah untuk ke dokter dulu sambil jalan ke rumah Nenek. Di RS THT Proklamasi itu, ketemu dokter yang udah sepuh banget. Pasien sebelum aku adalah bayi. Kata kakek dokter, ada infeksi di dalem telinga. Jadi aku dikasi obat tetes telinga dan antibiotik. Antibiotiknya ini dipilih yang bisa dikonsumsi sama ibu hamil usia enam bulan kaya aku. Tapi sampe rumah, cuma obat tetes yang kupake, sementara obat oral antibiotiknya engga kuminum. Alhamdulillah setelah dua kali dikasi obat tetesnya, sakitnya ilang.

Btw, waktu sampe di rumah Nenek, Nenek lagi masak dibantu Bunda Geni yang udah datang sehari sebelumnya sama Bang Herman dari Surabaya, sama tentu saja Bunda Ayu. Si Mba udah pulang sejak awal pekan. Jadi akupun ga brapa lama ikut bergabung untuk urusan dapur ini. Njagain Fazanya barengan antara aku, ayahnya dan para Bunda. Malemnya, aku sam aayahnya Faza ngambil lontong ke Cipinang. Waduh, engga dinyana sama sekali, jalanan yang kami lewati penuh banget. Kami pilih lewat tol menuju Cipinang trus turun di Jatinegara. Weh weehhh.. nyatanya di bawah, jalurnya juga lumayan padat karena banyak sekali rombongan takbir keliling yang make truk. Padet banget. Jalur yang ke Kampung Melayu dari arah pertigaan depan stasiun Jatinegara juga sudah ditutup. Kami mesti bersabar untuk dapet ruang melenggang.

Di rumah Uti, pesenan lontong baru diambil. Pesennya di Bambu Apus, tempat kami biasa mesen lontong kalo Lebaran. Lumayan jauh memang tapi ya berhubung udah terlanjur suka, jadi Uti mbela-mbelain pesen kesana. Yang ngambil Om Ardi, Mala sama Laras. Yang terakhir ini ponakanku dari Djogdja, datang bareng Om Ardi. Ngeliat situasi yang macet luar biasa, kami nelpon Om Ardi untuk pilih jalan tol aja daripada lewat bypass. Trus kuminta turun di Rawamangun aja daripada ketemu macet di pertigaan stasiun itu. Eh tapi ga taunya, kata Om Ardi, turun di Rawamangun juga ga kalah 'mengerikan'. Soalnya truk-truk pembawa rombongan takbir keliling itu juga melewati area yang sama. Waktu pulang, kami ngeliat memang situasi jalanan tambah macet. Betul, turun tol Rawamangun nyaris engga jalan karena di bypass, truk-truk itu pada brenti. Mending brentinya di tepi jalan, ini mah di lajur kanan sebelah separator busway itu. Duh, kebayang dong macetnya kaya apa. Di jalur satunya, truk-truk pembawa rombongan juga banyak banget. Mereka banyak yang brenti untuk ngasi kesempatan para penggembira yang mau ikutan naik keatas truk. Ada yang bawa bendera, ada yang sambil bawa alat musik, macem-macem deh. Belum lagi jalanan juga padet karena banyak mobil dan motor. Mungkin mereka mau silaturahmi atau sekedar menghabiskan malam takbiran di jalan.

Sampe rumah Nenek, sudah ada Bunda Ade. Faza belum juga tidur boww.. Padahal mah udah jam sepuluh lewat. Mesti dirayu-rayu dulu sebelum akhirnya Faza terlelap dan bersiap sholat Ied di mesjid deket rumah keesokan paginya.

Lebaran #1 ; Masuk Kerja

Hari ini masuk kerja lagi setelah Jumat dan Senin pamit dalam rangka Lebaran. Kok pamit? Ya iya lah.. Kantorku, tepatnya departemenku mah ga mengenal kata libur sebetulnya. Namanya juga radio toh. jadi liburnya memang diatur sevara gantian. Kebetulan pas Sabtu dan Minggu, pas Lebaran kemaren itu bersamaan dengan jadwalku libur. Jadi aku ambil cuti sehari sebelum dan sesudah Lebaran.

Pagi tadi sebelum berangkat kantor, duh berasa butuh tenaga dan suplemen ekstra demi menepuk badan supaya mau bangun dan mulai kerja. Hehehe.. dahsyat juga ya. Cuma libur empat hari tapi efeknya udah lumayan berasa. Jadi males bow untuk memulai aktifitas lagi, hihihihi.. Tapi yang namanya masuk ya tetep mesti masuk. Ngga mungkin kalo tanpa alasan jelas trus ngga masuk lagi kan..

Ayahnya Faza masih masuk Senin depan. Jadi sekarang ya masih leha-leha aja. Kami masih ngekos di rumah Uti di Cipinang karena mbak-mbak masih belum pada balik. Tadi pagi, Faza berdua Mala di rumah. Abis nganter aku, si ayah mau nengokin rumah. Kutelpon ke rumah tadi, Faza baru aja tidur.

Di kantor juga masih belum banyak yang masuk. Banyak yang ambil cuti setelah masa Lebaran. Ada yang baru mudik sekarang secara cuti bersama kan masih sampe Jumat nanti dan baru masuk lagi hari Senin. Hhhmmm.. gimana kira-kira ya situasi ibukota awal pekan nanti? Bayangan kemacetan yang biasa kutemui langsung deh di depan mata, hikhikhik.. Ah ya sudahlah, macet kan memang makanan sehari-hari Jakarta. Dinikmati aja. Yang lebih penting juga, nikmati saja hari-hari sekarang yang penuh dengan suasana lengang, huehehehe..

Thursday, October 11, 2007

Rencana Lebaran

Sejak Selasa pagi, kami sudah ngungsi ke Cipinang, rumah Uti. Soalnya mbak-mbaknya Faza udah pada mudik. Yang satu Senin malem, satunya lagi Selasa pagi, barengan kita ngungsi dan brangkat kantor itu. Hhhmmm.. mudik juga namanya yah, hihihihi..

Selama di Cipinang, Faza sekolah terus. Hari ini hari terakhir sebelum cuti bersama. Suasana kantorku juga udah mulai berhawa libur, hhhmmmm.. Aku juga mulai besok udah ambil cuti. Jumat dan Senin. Mudik? Yaa.. iya juga. Rencananya sih Lebaran di rumah Nenek trus hari keduanya baru deh ke rumah Uyutnya Faza di Indramayu. Duh, udah ngidam ke Indramayu sejak awal hamil kedua ini, hihihihi.. Cuma, karena belum ada kesempatan kesana, jadi ya pas Uti dan Akung kesana beberapa waktu lalu, nitip aja klangenan yang biasa ditemui disana. Tapi ya ga bisa terpenuhi booww.. Soalnya yang dipesen mangga yang waktu itu belum musim. Duh, padahal mah kalo lagi musim, tinggal metik aja tuh di rumah embah atau rumah Budhe. Sementara klangenan lainnya adalah bubur Mang Udin yang ada di depan kantor Pegadaian. Duh, ini mah brasa di depan mata dan bikin nelen ludah deh hai, huehehehe..

Sementara tahun lalu kami juga ke Indramayu. Cuma waktu itu perjalanannya bukan dari Jakarta, tapi dari Kudus. Di Indramayu, beneran dipuasin deh makan mangga dan bubur ayam Mang Udin, hehehehe.. Mangganya itu bermacam jenis karena Indramayu juga terkenal sebagai penghasil buah ini. Mau yang arum manis, mau yang gedong, apa aja deh, tinggal pilih. Rumah Budhe itu juga kalo lagi berbuah pohon mangganya, biasanya dipesen untuk dibeli. Belinya ya per pohon trus langsung dihargai brapa gituh. Jadi bukan kiloan ngitungnya.

Sementara kalo bicara bubur Mang Udin, entah kenapa itu bubur selalu menawarkan sensasi yang berbeda, cieee.. Ada sesuatu di buburnya yang bikin nagih, hahaha.. Buburnya itu ya bubur putih dari beras gituh. Trus diguyur sama kuah santen semacam gulai. Trus uba rampe bubur ayam kaya kacang kedelai sama krupuk dan bawang goreng plus irisan ayam juga ikut serta. Nyaris selalu nambah lo barang setengah mangkok kalo ke Mang Udin, hihihi.. Krupuknya itu juga krupuk udang yang juga jadi salah satu trade mark Indramayu.

Hhhmm.. jadi tambah penasaran nih sama si bubur. Semoga perjalanan ke Indramayu nanti udah ngga kena macet deh secara udah hari kedua Lebaran. Semoga lancar dan aman semua rencana ini. Amiieenn..

Taqobalallahu minna wa minkum. Taqobal yaaa Kariimm.
Minal aidin wal faizin..
Maaf lahir batin..

Monday, October 01, 2007

Penyesalan..

Semalem Faza tiba-tiba merajuk pingin dibeliin makanan kecil yang rasanya manis plus berMSG banyak. Saking mautnya itu rajukan, Faza membongkar dompetku, mengeluarkan semua isinya. Semua dilakukan dibarengi dengan jeritan kenceng menuntut supaya kemauannya dipenuhi. Hhhhmmm.. belakangan ini Faza kalo protes suka mengejutkan. Pake teriak, trus kadang disertai mukul atau nendang. Wah waahh waaahh..

Semalem, Faza pun kurayu dan kuberitau soal duit yang kotor, soal tindakannya yang menumpahkan seluruh isi dompetku. Tapi entah, Faza lagi pingin banget keinginannya dikabulkan. Jadilah perintahku ke Faza untuk ikut mberesi yang berceceran pun ga mempan. Teriakannya makin menjadi dihiasi rengekan tangisnya.

Aaahh.. akupun pasang strategi. Aku memilih memalingkan perhatian dari Faza. Strategi yang kupetik dari sebuah bacaan. Kalo pas anak ngambek, coba palingkan perhatian dari si anak. Biasanya si anak akan merasa kehilangan begitu kita ga memperhatikan dia barang sesaat. Jadi kutinggalin Faza di kamar. Hhhmm.. betul juga, Faza langsung ngikutin aku meski masih sambil teriak. Aku pura-pura tidur di sofa. Sampe ayahnya keluar dari kamar mandi, Faza masih malu-malu kucing mendekatiku. Setelah dikasi tau ayahnya kalo mamanya nangis, baru deh Faza beringsut mendekatiku. Faza terus 'dikomporin' ayahnya untuk meminta maaf ke aku dan nunjukkin rasa sayangnya ke aku. Hhhhmmm.. setelah nunggu-nunggu, akhirnya mulai deh kurasakan belaian mungilnya di wajahku trus sebuah kecupan didaratkan di jidatku. Sambil ga lupa Faza ngucapin minta maaf ke aku. Huhuhuhuhuu.. terharunyaaaaa..

Eh tiba-tiba kok pagi tadi aku jadi brasa menyesal yah. Menyesal, kuatir, sapa tau yang kulakukan semalem itu terlalu berlebihan. Ah, iya engga ya.. Mudah-mudahan sih engga deh.. Soalnya ngeliat tampang Faza kalo abis kupasang strategi begitu, mesti jadi engga tegaaaa deh.. Maafin ya 'yang..