Wednesday, February 28, 2007

Nemenin Uti

Sejak kemarin, Faza ada di rumah Uti. Sekalian jalan-jalan, sambil nemenin Uti yang sedang sakit dan ga masuk kantor. Jadi kemarin itu sekalian brangkat kantor, kami mampir ke Cipinang, rumah Uti. Kebetulan Akung lagi dinas ke Djogdja, jadi ya wis to, Faza diminta datang nemenin Uti. Iiiihh.. padahal mah kalo ada Faza, Uti kayanya susah deh istirahatnya. Secara Faza kalo belum ngantuk, belum mau diem gitu bergerak kesana kemarinya, huehehehe..

Sampe di rumah Uti, seperti biasa, Faza seperti menemukan tempat yang lebih luas untuk lari-lari, huehehe.. Meski rada mewek-mewek saat kami mau brangkat ke kantor, tapi trus akhirnya engga apa-apa. Malemnya pun pas kami ke rumah Uti, Faza masih dengan cerah ceria menyambut kami. Cerita tentang segala hal yang dilakukannya hari itu. Ruameee bangeett.. Saking semangatnya cerita, kadang kami suka engga ngerti beberapa kata yang diucapkan Faza. Weleehh weleehh.. Pas diajak pulang, Faza antara mau dan engga. Tapi lama-lama, pilihan dijatuhkan. Faza nginep di rumah Uti, sementara kami berdua pulang. Kali ini, ga ada penolakan apapun dari Faza, huehehehe.. Semua berjalan mulus. Wejangan kami yang klasik seperti, "Jangan nakal", "Engga rewel", disambutnya dengan anggukan super mantap, "Iya..". Waktu kami pamitan, Faza juga dengan lugas menyambut tangan kami, memberikan kiss bye khasnya buat kami. Mmmuuaaahh.. Ah saatnya menuai sepi kalo Faza lagi nginep di rumah Uti gini.

Tadi siang pas kutelpon, eh Fazanya lagi tidur. Kata Mala, semalem sih engga rewel. Makannya juga mau. Bahkan sebelum tidur siang tadi, sudah sempet makan siang. Jadi abis itu, cuma minta minum susu dan langsung blek.. tidur deh. Hhhhmm.. pasti kecapean tuh. Soalnya, Faza itu sangat cepet tidur dalam kondisi sangat cape. Kaya hari Minggu lalu, seharian keliling kesana kemari, tidur siang juga cuma bentar, malemnya hhhmmm.. cepet banget. Begitu ngajakin tidur, Faza langsung mendahuluiku masuk kamar. Pasang posisi nyaman dan langsung deh.. tidur pulas. Bahkan, susu yang sempet dimintanya engga sempat diminum. Karena ya itu tadi, cuma dalam hitungan sepuluh detik kali ya setelah Faza merebahkan badannya, Faza langsung terbuai.. Kalo tidurnya cepet gini, kata ayahnya sih, gaya emaknya banget. Nempel bantal langsung moloorrrr, huehehehe..

Tuesday, February 27, 2007

First Anniversary

Hari ini, bertepatan dengan hari jadi radio tempatku kerja. Baru setahun. Baruu bangeett. Kalo pendengar kami bilang, ini saatnya memenuhi semua imunisasi, belajar jalan, untuk kemudian tegak dan berlari.. Hhhhmm.. terima kasih, terima kasih..

Perjalanan setahun ini sungguh engga mudah. Banyak tantangan yang mesti dihadapi. Banyak rintangan yang mesti dilalui. Sebenernya sih, setahun ini adalah usia kami dengan nama baru. Sebelumnya, dengan nama lama, sudah kami sandang sejak tahun 2002. Jadi semacam reborn. Dan reborn itu ditandai setahun lalu. Saat kami memulai lagi dengan jumlah punggawa yang sedikit, kalo engga dibilang terbatas, huehehe.. Tapi pelan tapi pasti, kami banyak dibantu, terutama mereka yang mendengar kami. Satu demi satu menyatakan terpesona dengan kami (hhhuuummm..), menyampaikan perasaan dan keluhnya nyaris tiap hari. Terima kasih sekali lagi..

Jadi meski tanpa acara hingar bingar, sekarang ini, aku dan semuanya terus saja melangkah. Sekarang bahkan sudah melayani 24 jam. Sebuah langkah yang mungkin terlalu cepat, atau biasa saja untuk sebuah institusi semacam tempat kami yang usianya masih sangat dini ya.. Tapi yang jelas, kami selalu menanti dukungan, bantuan dan masukan lah. Setahun mudah-mudahan terus bersambung dengan dua tahun, tiga tahun dan seterusnya.

Friday, February 23, 2007

Soal Kanker Payudara

Diambil lagi dari sini. Berguna buat nambah pengetahuan soal kanker payudara. Silakan menikmati..

Menurut situs American Cancer Society, tumor maupun kanker payudara adalah pertumbuhan menyimpang sel di payudara. Kebanyakan benjolan di payudara adalah tumor jinak yang tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan tidak mengancam jiwa. Namun, tumor meningkatkan risiko perempuan terkena kanker payudara.

Payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran susu yang mengarah ke puting, lemak dan jaringan penghubung, pembuluh darah, serta pembuluh getah bening. Umumnya, kanker payudara bermula di sel sepanjang saluran susu, sebagian lain berawal di kelenjar susu dan sisanya di jaringan lain payudara.

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab kanker payudara. Namun, ada sejumlah faktor risiko terkait dengan kanker. Beberapa faktor risiko bisa dikontrol. Mereka yang punya anak tapi tidak menyusui, merokok, minum alkohol, pola makan tinggi lemak, serta kurang olahraga berisiko kena kanker. Ada pula faktor yang tidak bisa diubah, seperti genetik, jenis kelamin, dan usia. Kanker payudara lebih banyak diderita perempuan walau laki-laki bisa juga terkena. Risiko terkena kanker payudara meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Delapan dari 10 kasus kanker payudara ditemukan pada perempuan usia 50 tahun ke atas.

Risiko kanker payudara juga meningkat pada orang yang keluarga dekatnya terkena kanker. Sekitar 5-10 persen kanker payudara terkait dengan mutasi gen, kebanyakan gen BRCA1 dan BRCA2. Perempuan yang mendapat haid di bawah usia 12 tahun atau menopause di atas usia 55 tahun rentan terkena kanker.

Sebagian perempuan yang memiliki lebih dari satu faktor risiko tidak pernah menderita kanker. Sebaliknya, banyak perempuan tidak punya faktor risiko tapi terkena kanker. Faktor risiko meningkatkan peluang perempuan terkena kanker. Karena itu, perempuan harus selalu waspada dan melakukan pemeriksaan dini. Dengan demikian, jika ada kelainan, segera bisa diatasi.

Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi dini kanker payudara, menurut ahli bedah tumor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Arman Muchtar SpBOnk, dengan memeriksa payudara sendiri (sadari). Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-3 hingga ke-5 seusai haid. Dalam posisi berdiri atau berbaring, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara.

Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, puting tertarik ke dalam, kulit berubah seperti kulit jeruk, pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, peradangan atau keluar cairan dari puting, perlu diwaspadai dan segera periksakan ke dokter.

Di atas usia 35 tahun perempuan dianjurkan menjalani mamografi atau pemeriksaan payudara dengan sinar X. Mamografi diulang tiap tahun setelah usia 40 tahun sampai menopause. Mamografi, ujar dr Reny Luhur Setyani SpRad dari Brawijaya Women and Children Hospital, bermanfaat untuk mendeteksi dan mengevaluasi kelainan pada payudara. Tingkat sensitivitasnya 74-96 persen mendeteksi pertumbuhan jaringan abnormal pada saluran susu.

Jika ditemukan gejala kanker, pemeriksaan dilanjutkan dengan galactography/ductography. Untuk mengetahui stadium kanker, digunakan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan lain menggunakan PET scan. Kanker payudara yang ditemukan secara dini bisa diatasi dengan operasi pengangkatan benjolan. Jika ditemukan pada stadium lebih lanjut, bisa diatasi dengan radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya.

Thursday, February 22, 2007

Menebus Salah


Setidaknya dalam dua atau tiga hari terakhir ini aku merasa begitu bersalah pada Faza. Pulangku sangat larut, lebih larut dari biasanya. Faza sih memang biasanya sudah tidur ketika aku pulang. Tapi ini kan jadinya lebih-lebih lagi. Uuugghhh, kangen banget rasanya begitu lama ninggalin Faza di rumah.

Karenanya, sebelum tidur pun, aku sempetin ngobrol sama Faza. Ngobrol apa aja, meski Faza tetep tidur pulas. Tengah malem kadang Faza bangun minta susu. Nah disitulah kadang kami berdua ngobrol soal kegiatan Faza hari itu. Sungguh menyenangkan. Kadang Faza juga antara sadar dan engga, antara melek dan merem, menjawab tanyaku, mengajakku keluar kamar meski kemudian tertidur lagi, huehehehe.. Sungguh menyenangkan..

Pagi harinya juga menjadi saat-saat yang ga mau kulewatkan begitu saja. Saat aku bangun duluan, kunikmati memandang wajah Faza lama-lama. Selalu ada syukur ketika melihat wajahnya. Selalu ada rasa tak menyangka Faza sudah sebesar ini. Padahal rasanya baru kemaren aku menunggu 22 jam saat melahirkan Faza. Melihat wajah Faza selalu meninggalkan rasa adem. Penat dan letihku terobati lo. Melihat Faza bangun juga jadi kenikmatan tersendiri buatku. Rambutnya yang awut-awutan, wajah yang masih sayu, antara sadar dan engga, hehehe.. bikin aku syeneeng banget. Kunikmati pagi hariku bersama Faza. Maunya sih menebus waktu yang sehari sebelumnya hanya sedikit tersisa. Tapi itu pasti ga mungkin sepenuhnya bisa menebus. Jadi betulan kumanfaatkan waktu pagi hari sebelum aku brangkat ngantor.

Mungkin soal beginian bukan cuma aku yang ngalami. Ah, klasik kali ya untuk orangtua yang ngantor dan mesti meninggalkan buah hati mereka selama setengah harian. Karenanya, aku selalu menanti akhir pekan, masa liburku, untuk menebus waktuku yang terkuras selama hari kerja, buat Faza.

The most beautiful and wondering times..

Monday, February 19, 2007

Ikut Lamaran

Hari Minggu kemaren, kami bertiga ikut serta dalam proses lamaran sepupu ayah Faza, om Zaid namanya. Kami biasa memanggilnya om Pieter. Putranya Pak Tengah, omnya ayah Faza. Kami berangkat sama nenek, langsung ke lokasi di Tebet, rumah idaman hatinya om Zaid. Tante Eka namanya. Kami berangkat sendiri dan engga ikut rombongan yang berangkat dari rumah Pak Tengah karena lokasi kami lebih dekat kalo langsung ke rumah tante Eka di bilangan Tebet. Jadilah, bertiga dengan Faza brangkat pagi-pagi sekali karena mesti ke rumah Bunda Ade dulu, nuker mobil. Baru deh abis itu ke rumah nenek.

Kami langsung meluncur ke Tebet karena rombongan dari rumah Pak Tengah sudah berangkat. Ga terlalu jauh si memang dari rumah nenek. Nyari rumah tante Eka juga engga susah-susah amat. Lokasinya ada di pertigaan, plus pas acara kemaren banyak mobil parkir di luar rumahnya, jadi engga nyasar deh. Nah tapinya, cuma berselang beberapa saat saja sebelum kami tiba di rumah tante Eka, Faza tiba-tiba muntah. Itu semua susu yang tadi diminumnya, keluar semua. Kenapa ya? Eh trus pikir punya pikir, ini kemungkinan besar karena Faza dari rumah kan belum makan nasi tuh. Cuma nyemil roti dan susu aja. Meski udah bawa bekal makan, tapi Fazanya ogah dipaksa makan. Hari-hari ini memang lagi gitu. Apalagi kalo makannya di rumah aja dan engga sambil jalan-jalan, weleehh.. lama dan sering engga abis. Udah gitu brangkat pagi-pagi, kena ac di mobil, hhhmmm.. jadi deh. Pantesan selama di jalan dari rumah nenek, Faza sempet ngrengek-ngrengek. Pasti karena perutnya berasa engga enak. Alhamdulillah sih pas sudah muntah, Faza lebih seger dan ketawa ketiwi lagi.

Cuma ya itu, bajunya jadi belepotan semua. Apa mau dikata, mesti ganti baju karena basah dimana-mana. Nah, gokilnya lagi, emaknya Faza itu malah ninggalin baju yang buat kalo ada acara, di rumah nenek. Memang sejak dari rumah, aku udah bawain baju pesta tambahan buat Faza. Cuma kok ya pas ganti di rumah nenek, baju kondangan yang satunya engga dibawah lo. Aduuuhh.. Jadilah yang dibawa di tas cuma baju rumahan aja. Apa bole buat, itu yang dipake. Faza sih nyaman-nyaman aja. Apalagi di rumah tante Eka, banyak banget burung-burung yang dipiara. Ada kakatua, beo, nuri dan sebangsanya.

Ketemu sodara-sodara yang lain juga nambah seru. Yang seumuran sama Faza sih ya cuma Keyna aja. Putranya bang Boyke, sepupu ayah Faza. Setelah cape kesana kemari, baru deh pas acara mau selese, Faza tertidur di pangkuan ayahnya. Nyenyak banget. Sampe digendong ke mobil dan sampe di rumah nenek pun, masih nyenyak. Kebangunnya pas ditaro di sofa rumah nenek. Eh, begitu bangun langsung lari ke kolam. Ini lokasi favorit Faza kalo di rumah nenek. Banyak ikan soalnya.. Mmmm.. seger lagiiii..

Friday, February 16, 2007

Jangan Nahan Kantuk

Dikutip dari sini. Menarik juga. Yang selama ini hanya memanfaatkan bahu dan lengan kursi untuk tidur, lebih baik pilih lokasi yang bisa selonjoran deh, huehehehe.. Asssiikk. Selamat tidur siang..

Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan di Yunani menyebutkan bahwa tidur sebentar di sela jam kerja bisa mengurangi risiko penyakit jantung, terutama pada pria. Kesimpulan yang dipublikasikan dalam Archieves of Internal Medicine tersebut dibuat berdasarkan sebuah penelitian besar untuk mengetahui manfaat tidur siang bagi kesehatan. Tidak tanggung-tanggung, tim peneliti mengamati kesehatan lebih dari 23 ribu orang dewasa bertubuh sehat selama enam tahun. Para responden tersebut rata-rata berusia 50 tahunan dan sebagian besar berstatus karyawan.

Hasilnya, mereka yang tidur siang selama setengah jam minimal tiga kali seminggu, lebih rendah 37 persen terkena serangan jantung atau masalah yang berkaitan dengan jantung. Menurut tim peneliti, tidur siang bisa mengurangi stres, dan stres yang dialami manusia umumnya berasal dari pekerjaan.

Bagaimana dengan perempuan? Menurut Dr Dimitrios Trichopoulos, kepala penelitian, mungkin perempuan juga memetik manfaat yang sama dari tidur siang, namun dibandingkan dengan responden pria, hanya sedikit saja responden perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung selama penelitian ini.

Sebanyak 48 responden perempuan dalam riset ini meninggal dunia karena penyakit jantung, enam di antaranya karyawati. Bandingkan dengan 85 responden pria yang meninggal karena penyakit jantung selama penelitian. Sayangnya, banyak perusahaan yang menilai karyawannya yang tidur siang sebagai pemalas. Namun tak sedikit pula perusahaan yang mengijinkan karyawannya tidur di sela waktu kerja, dan terbukti karyawannya tetap produktif.

Thursday, February 15, 2007

Penat

Seharian ini, padet juga yak. Mulai dari ketemuan dengan mereka yang akan membantu sebagai penyiar part timer. Sampe jadi moderator diskusi soal banjir. Sampe kemudian menyelesaikan on airku. Fffuuiihh, pantesan berasa penat banget. Ah kalo rasa ini mah dinikmati sambil senyum aja. Ya ngga, huehehe..

Ah, lumayan lah karena mereka yang ditawari jadi tenaga part timer bersedia membantu, bersedia komit untuk setidaknya setahun ke depan. Lumayan lega karena mereka ini jadi penyuntik tenaga di kantorku. Setidaknya mulai pekan depan sudah bisa dimulailah masa percobaan sekalian jalan untuk tugas baru mereka. Mudah-mudahan semuanya lancar.

Sementara diskusi tadi lebih banyak ngulas soal bagemana seharusnya Jakarta memelihara infrastrukturnya supaya engga terus-terus dag dig dug jika hujan tiba. Juga soal manajemen bencana yang tadi sempet dikritik seorang penanya. Banyak hal lain lagi. Aku menemani bang Faisal Basri dan mas Marco Kusumawijaya. Karena ini kerjasama dengan Radio Netherland Wereldomroep di Belanda, jadilah ada juga narasumber yang bersiaga disana. Komunikasi kami liwat tilpun dengan menyertakan seorang penerjemah di Belanda. Seru meski suaranya kadang tak terdengar dengan jelas karena lewat line telpon. Satu hal yang disampaikan orang-orang Belanda -satu ada eks staf ahli Sutiyoso urusan air, satu lagi teknisi ahli air dan infrastruktur- adalah soal saran supaya Jakarta tidak menunggu. Maksutnya, tidak menunggu bala bantuan datang sementara keadaan bisa lebih parah. Juga soal bagemana melibatkan pastisipasi masyarakat untuk urusan pengelolaan air dan lingkungan hidup.

Hhhgghh.. saat masa onairku habis tadi, jadi berasa deh seluruh penatku. Manteeebbb boooww.. Jadi, mari meluruhkan penat dan menggantinya dengan energi baru buat besok hari. Selamat malem Jumat..

Rambut Akabri

Semalem, out of the blue, tak dinyana, tiba-tiba ayahnya Faza bilang, "Rambut Faza itu lama-lama kok jadi kaya rambut Akabri ya..". Weleehh, darimana pula si ayah dapet kosakata begini. Takajuik ambo.. Lagian, kenapa juga disamakan dengan Akabari. Ini maksutnya tentu saja adalah rambut ala taruna taruni Akabri yang cepak bin pendek itu duong. Entah kenapa bisa sampe kebayang sama taruna taruni itu. Kata ayahnya Faza sih, "Lho, gaya taruna kan idola banget emaknya Faza". Weleeehh lagi.. Masa lalu kaleee, huehehehe..

Memang sih, kalo diliat-liat, rambut Faza itu lama sekali panjangnya. Padahal dicukur juga cuma sekali waktu Faza berumur 4 bulan. Setelah itu, sampe sekarang, engga dan belum pernah dipotong-potong lagi. Tapi rambutnya sekarang mah termasuk panjang ah, meski panjangnya sih ya belum sampe ngelewatin bahu. Masih jauh lah. Dan modelnya juga ga beranjak dari masa dulu, selalu saja begitu. Melingkar dan membulat untuk kemudian menjuntai. Entah ya. Padahal sih sudah pake shampoo tiap hari. Ada juga yang ngusulin pake seledri, pake kemiri, resep-resep tradisional gitu deh. Tapi memang belum dicoba sih..

Jadi karena penasaran, semalem kuliat-liat lagi deh itu rambutnya Faza. Ah, engga kaya taruna taruni, pikirku. Idiihh.. ini mah bisa-bisanya ayah Faza aja. Pake kata 'idola maknya Faza' lagi.. Padahal mah.. iya juga sih, huehehe.. Eh iya nih, lama juga ga ngeliat para taruna. Dulu sih jaman di Djogdja, wah sering banget tuh ngeliat mereka, terutama di akhir pekan, di jam mereka libur dari asrama. Secara di Djogdja ada markas Akademi Angkatan Udara to. Belum lagi ada sejumlah temen yang di AAU. Jadi ya, lumayan sering lah ketemu. Engga asing-asing amat dengan mereka ini. Tapi kalo ngeliat-liat lagi rambut Faza, ah, jauh lah sama potongan rambut taruna. Pliiiss deehh..

Tuesday, February 13, 2007

Petualangan Akhir Pekan

Sabtu lalu, Faza nginep di Cipinang, rumah uti dan akung. Sebelum memutuskan nginep sih antara ragu dan engga. Soalnya waktu itu di rumah barusan selesai arisan RT. Trus uti dan ate kan di rumah tuh. Sementara akung lagi tugas ke Balikpapan. Jadwal pulangnya sore itu juga dan diperkirakan ba'da Maghrib sampe rumah. Nah, ga taunya, setelah arisan itu uti mesti cepet-cepet pulang ke Cipinang karena akung ternyata sudah tiba di rumah. Jadwal pesawatnya lebih cepet dari sebelumnya. Jadilah, ubrak ubrek nyiapin oleh-oleh buat uti dan ate. Eh, pas uti dan ate udah mau pulang, Faza merengek minta ikut. Mungkin dipikir, emak dan ayahnya juga ikutan. Tapi nyatanya, meski udah dikasi tau kalo emak dan ayahnya engga ikut, Faza tetep mau aja diajakin. Jadilah, gantian emak dan mba-mbanya sibuk mberesin bekal Faza. Dari baju, diapers sampe susu plus sabun mandi dan sikat giginya, engga ketinggalan deh. Waktu dadah dadah, Faza juga engga nangis atau merajuk. Huehehehe, maklum, dah beberapa kali nginep sendiri di rumah uti.

Hari Minggunya, pagi-pagi sekali Faza nilpun. Laporan soal apa aja yang dia kerjakan selama di rumah uti. Huehehe..

"Lagi ngapain, Nak?" tanyaku ketika telpon didekatkan ke Faza.
"Main cama ini, ci putih, itu, bla bla bla.." Huehehe.. bla bla bla ini maksutnya karena aku ga terlalu ngerti apa yang diomongin Faza. Huehehe..
"Trus nangis ngga semalem?" tanyaku.
"Engga.." jawab Faza mantep.
"Nanti ya mama jemputnya..".
"Iya.." masih dengan nada mantep Faza menjawab.

Siangnya, baru deh sama ayah Faza, brangkat njemput ke Cipinang. Sampe disana, Faza lagi bobo. Kata Mala, barusan pergi sama uti dan akungnya. Wah, piknik nih, pikirku. Ga brapa lama, Faza bangun dan langsung deh cerita kesana kemari. Soal pergi ke Atrium dan main odong-odong disana. Kata uti dan akungnya, semua jenis odong-odong yang ada di Atrium, dicoba semua sama Faza. Bahkan, odong-odong yang geraknya berputar naik turun itu, kata uti, juga Faza naikin. Sendirian. Cuma ditanya, "berani nggga?". Ketika dijawab dengan anggukan, uti hanya meneruskan, "pegangan ya..". Dan Faza pun manut. Menikmati semua jenis odong-odong, mulai dari yang naik turun, berputar atau berkeliling. Bahkan, kata akung, sempet merengek minta naik lagi. Tentu saja permintaan ini disertai dengan tangisan meski sekejap. Huehehehe..

Siang harinya, Faza jalan lagi. Kali ini bersama emak dan ayahnya ke Pasaraya situ. Wah, kalo udah ketemu ruangan yang luas begini, Faza kan seneng banget tuh. Lari kesana kemari. Satu hal lagi yang selalu membuatnya ga bisa diem adalah : patung manekin. Terutama di counter baju, manekin ini jumlahnya kan banyak banget tuh. Wah, dari yang tadinya takut deket-deket sama manekin, sampe akhirnya jadi berani gagah perkasa, bahkan megang-megang manekin. Semuaaaa dikelilingin demi nyari manekin, huehehe.. Polahnya jadi bikin beberapa mba dan mas pramu (niaga) ndeketin dan nggoda-nggodain Faza. Yang digoda mah tetep anteng aja, tetep keliling-keliling..

Fffuuiihh, hari itu, Faza banyak jalan dan lari-larinya. Sampe di rumah, tetep aja berlanjut tuh kesana kemarinya. Sembari cerita ke mba-mbanya tentang petualangannya main odong-odong yang banyak banget jenisnya. Sampe ke patung-patung manekin yang selalu membuatnya penasaran. Seru. Sampe akhirnya rasa cape juga yang mengalahkan Faza, huehehe.. Sekitar jam 20.30, Faza sudah ngajak ke kamar. Ga lama kemudian, dengan botol susu yang nemenin, Faza sudah terbuai. Hhhhmmm, selamat tidur, Nak..

Pagi harinya, Faza bangun rada siangan. Pake rada males pula. Tapi waktu ditanya, "Faza kemana aja kemaren?". Nah lo, langsung deh dengan semangat 45, Faza cerita lagi soal odong-odong dan patung-patung manekin. Huehehehe..

Tiga Tahun Sudah

Tiga tahun lalu, hari ini menjadi hari yang paling ditunggu. Hari yang mengubah hidupku dan ayahnya Faza. Dalam genggaman jabat erat ayahku, ayahnya Faza mengucap janji. Sejumlah saksi dan kerabat di sekeliling kami. Dan penghulu pun menyatakan sah. Alhamdulillah. Babak baru hidup kami pun dimulai..

Ada banyak hal yang kami lewati. Membangun hal baru buat kami. Dari awal. Menyesuaikan banyak hal. Memberi dan menerima banyak hal. Kalo orang bilang itu ga lepas dari yang namanya ribut dan masalah, ya memang. Gituan sih justru tambah seru. Kadang ada sifat keras kepala yang muncul, ada argumen, ada banyak hal yang nambah dinamis, nambah semarak. Masa semuanya serba oke dan berjalan mulus, huehehe..

Tiga tahun setelahnya, ada Faza yang sudah dua tahun lebih. Mmmm.. engga pernah kulewatkan hari-hariku tanpa cerita Faza. Selalu ada hal baru yang muncul dari Faza, yang bisa jadi bahan obrolan aku dan Faza saat bangun tidur, sebelum melangkah turun dari tempat tidur. Faza jadi penguat buat aku dan ayahnya Faza. Obat kuat? Huehehe.. bisa aja.. Adik Faza? Mmm, on going..

Semoga selalu ada kekuatan yang kami bagi, selalu ada memberi dan menerima yang lebih banyak, memahami dan mengerti lebih luas, memaafkan dan meluluskan lebih dalam dan banyak lagi. Tiga tahun yang kami harapkan terus kami tuai hingga masa tak bertepi. Kata White Lion, 'Til Death Do Us Part'.. Kata kami, 'Til Allah Do Us Part'.. Amien.

Friday, February 09, 2007

Perempuan Perkasa

Tiga atau empat hari terakhir ini, kantorku berbau haruuuumm banget. Mmmmm.. enak deehh.. Baunya aja dari pagi sampe malem lo. Jadi berasa laper mulu, huehehehe.. Ya karena lantai satu kantorku sedang jadi markas masak memasak. Kantorku memang buka posko dapur umum untuk membantu mereka para korban banjir. Jadi masak-masaknya disini, trus nanti dikirim ke sejumlah titik yang butuh tambahan bantuan.

Nah, yang tidak ketinggalan tentu saja pasukan masak memasak ini. Mereka adalah para perempuan, baik dari sekitar kantorku maupun mereka yang ada di beberapa lokasi lain. Nah, sejak hari pertama dapur umum sampe sekarang ini, selalu saja ada yang menyisakan decak kagum. Ya, para ibu itu. Mereka ini siaga terus dari pagi sampe malam. Bahkan ada yang sejak jam 4 pagi karena harus belanja ke pasar. Sampe di posko, bersama ibu-ibu lainnya, mereka mulai bekerja. Mengiris dan menyiangi sayuran dan lauk, menumbuk dan menyiapkan bumbu, memasaknya sampe kemudian membungkus-bungkus. Trus dimasukin ke kantong plastik per 50an bungkus. Butuh waktu lama tentu saja karena yang disediakan ini untuk keperluan makan siang dan makan malam. Paket untuk makan siang beda lo dengan makan malam. Kebayang dong betapa sibuknya para ibu ini. Jumlahnya? Waaa.. setiap harinya sampe 800an bungkus gitu deh. Untuk mengirim ke lokasi yang akan dibantu, ada tim lain yang siap mengangkut hasil karya para ibu ini. Luar biasa..

Saat wawancara dengan perwakilan para ibu, yang tergambar adalah semangat mereka yang -sekali lagi- luar biasa. Mereka bilang, seneng-seneng aja dengan
kegiatan di dapur umum ini. Meski menyita waktu untuk keluarga, tapi mereka lebih melihat tujuan dapur umum ini yang memang maunya membantu korban banjir. Cape? Hhmm pasti. Dari pagi sampe malem, berkutat dengan masakan yang jumlahnya sangat banyak, sampe mbungkusin satu demi satu, pasti lelah datang juga. Tapi salah satu yang diwawancara sempet bilang, mereka engga masalah dengan cape karena disinipun mereka jadi ketemu para ibu lain. Yang belum kenal jadi kenal. Yang sudah kenal jadi tambah kenal dan akrab. Ngobrol juga jadi tambah seru. Di sisi lain, mereka jadi lebih tau tentang kantorku, huehehe..

Tapi sungguh, melihat para ibu yang terus berjibaku tak kenal lelah, betul-betul luar biasa. Bertabur peluh, berlumur bau masakan, belum lagi ada yang sambil ngemong anak-anak mereka, mereka tetep setia menyediakan tenaga untuk berbagi dengan sodara-sodara yang tengah dirundung musibah. Mereka, para perempuan perkasa..

Thursday, February 08, 2007

Bisa Engga Ya Mencegah Banjir?

Jakarta masih tak senormal biasanya. Cuaca juga silih berganti begitu cepat. Hari ini matahari bisa terang benderang, besoknya bisa hujan lebat. Atau kadang juga mendung seharian. Wah, betulan tak terduga deh. Jalanan? Hmmm.. jangan tanya lagi. Dimana-mana, macet cet ceeettt. Tiap berangkat ke kantor, denger radio mana aja, isinya info soal jalanan yang macet dimanapun, soal pendengar yang nanyain akses jalan, juga soal air yang masih menggenang di beberapa lokasi. Duh, sungguh deh, hari-hari ini, betul-betul dibuat sibuk dengan banjir. Alhasil, selalu telat deh nyampe kantor. Huhuhuhuuu.. Kalo udah begini mah ya pasraaaaahhh.. Berangkat lebih pagipun, ga banyak membantu. Mendingan dinikmatin aja sambil nyanyi-nyanyi..

Tapi banjir begini juga selalu mengundang tanya, apa yang terjadi dengan Jakarta. Ada yang menjawab soal konsep tata kota, soal ruang terbuka hijau, sampe soal gaya hidup warga yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan. Banyak deh. Tapi okelah, aku sih ngeliatnya lebih ke soal konsep tata kotanya kali ya. Sekarang ini kan Jakarta buwanyak banget yang namanya mal. Kalo ga salah sih udah ada sekitar 60an mal sekarang ini. Banyak kan? Tapi itu juga masih bakal nambah lo. Rencananya masih akan nambah bikin mal jadi 90an atau berapa gitu. Sampe ada yang bilang, di Jakarta itu, nyaris di semua kecamatan ada mal. Walaaahh.. Saking banyaknya boww. Tapi urusan bikin mal ini sebenarnya kan ngeliat pasarnya juga. Kalo lingkungan sekitar dianggap ga akan mendukung pembangunan mal, orang-orangnya ga suka belanja atau jalan ke mal, apa ya tetep dibangun to. Rasanya kalo mal tetep dibangun, brarti pasarnya masih terbuka luas dong. Apa iya sihh..

Selain mal, yang juga cukup gencar adalah pembangunan perumahan. Itu kabarnya banyak perumahan yang dibangun diatas lahan yang mestinya jadi ruang terbuka hijau, bahkan kabarnya ada yang diatas aliran sungai. Aduh.. Nah, kalo area yang mestinya jadi aliran sungai sudah tertutup bangunan begitu, pastilah aliran sungai akan mencari jalan-jalan lain bukan? Kalo penataannya ga bener, yah, siap-siap aja menyambut datangnya banjir kalo udah masuk musim hujan. Wiiddiiyy..

Jadi apa yang kira-kira bisa mengurangi kemungkinan datangnya banjir di Jakarta. Karena banjir ini kan mestinya bisa diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya dong. Apalagi pelajaran dari kejadian sebelumya juga sudah ada. Gaya hidup peduli lingkungan? Hmm.. itu sih mestinya dilandasi kesadaran ya. Abis gimana, kalo engga ada kesadaran bahwa buang sampah sembarangan bisa bikin banjir, atau kesadaran dasar lainnya, yaaahhh.. percuma juga rasanya.

Mmmm.. rasanya sih ya kita mulai dari diri sendiri aja. Buang sampah di tempatnya, jaga kebersihan got supaya alirannya lancar atau yang lainnya. Tapi kalo kita rajin tapi tetangga engga, mmm.. gimana ya. Iiiihh, gini mah kalo ketauan Faza, pasti dikasi telunjuk sambil di-zigzag-in dari atas ke bawah. Sambil bilang, "kacian deeeii luu"..

Tuesday, February 06, 2007

Jika Mobil Terendam Banjir

Lumayan nih. Ada artikel dari Kompas untuk mobil-mobil yang pernah terendam banjir.
Secara masih ada banjir begini di Jakarta dan sekitarnya.
Semoga berguna. kalimat paling bawah terutama, huehehe..
Mmmm.. lumayanlah, jadi tau nih soal beginian..

Jika mobil terendam sampai satu meter atau lebih, mesin mobil jangan langsung dihidupkan. Ada beberapa hal yang perlu diperiksa terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk menghidupkan mesin mobil.

Pertama, periksa tempat saringan udara (air filter). Jika kemasukan air, keringkan. Untuk mobil yang masih menggunakan karburator, periksalah apakah air memasuki karburator. Jika ada air, keluarkan. Demikian juga mobil yang masih menggunakan platina, periksalah delko alias distributornya, jika basah keringkan. Khusus bagi mobil-mobil yang telah menggunakan electronic fuel injection EFI dan pengapian elektronis CDI, pemeriksaan bisa langsung dilanjutkan ke busi dan kabel-kabelnya. Kedua perangkat itu dibuat tahan air atau waterproof.

Periksa kondisi oli mesin, apakah telah tercampur air atau tidak. Pemeriksaan kondisi oli bisa dilakukan dengan menarik dipstic (tangkai besi pipih pengukur oli). Jika oli di ujung dipstic masih berwarna hitam pekat, maka bisa dipastikan bahwa kondisi oli masih baik dan tidak tercampur air. Namun, jika warna oli di ujung dipstic coklat bercampur putih susu, maka dipastikan bahwa oli bercampur air. Jika kasus itu yang terjadi, gantilah oli mesin.

Tidak ada salahnya jika memeriksa motor stater yang lebih populer dengan nama dinamo stater. Jika basah, keringkan. Jika semua itu telah diperiksa dan semuanya berada dalam kondisi yang baik, masukkan kunci mobil ke tempatnya dan geser ke posisi kontak. Apabila semua lampu indikator di dalam klaster meter menyala, maka itu berarti sistem kelistrikan mobil dalam keadaan baik dan mesin bisa segera dihidupkan.

Jika mesin tidak mau hidup, ada kemungkinan bensin tercampur air. Berat jenis air lebih besar daripada bensin sehingga air otomatis akan turun ke bawah. Untuk mengeluarkan air dari tangki bensin, bukalah baut yang terdapat di bagian bahwa tangki bensin. Jika lampu indikator tidak menyala, berarti sistem kelistrikan mobil rusak dan itu berarti mobil harus dibawa ke bengkel.

Untuk mobil bermesin diesel. Yang perlu diperiksa hanya saringan udara dan kondisi olinya. Jika semua sudah dilakukan dan semua dalam kondisi baik, maka tinggal menghidupkan mesin.

Seandainya Anda tidak mengerti soal mesin, jalan terbaik adalah menghubungi bengkel terdekat dan minta mereka memeriksa mobil Anda.

Pesona Harvey

Lagu ini lagu lama. Dulu lagu ini membuatku terpesona. Sekarang lagu ini dirilis ulang dengan aransemen baru. Masih dengan penyanyi yang sama, salah satu idolaku, cieee.. Harvey Malaiholo. Dan tetap, membuatku terpesona. Hhmmm..

Menurutku, Harvey itu penyanyi yang punya suara dahsyat. Artikulasinya saat nyanyi sangat jelas, penghayatannya untuk sebuah lagu, buatku, luar biasa. Mmmmhh.. nyaris semua lagu yang dinyanyikan Harvey selalu mempesona. Lirik lagunya juga asik-asik lo. Ah, pujian mulu yah. Tapi apa boleh dikata, suara Harvey selalu membuatku ikut bersenandung. Hihihi.. beneran deh..

Di bawah ini, lagu yang kubilang tadi. Lagu lama, diaransemen ulang dengan menempatkan lebih banyak orkestrasi di sisi aransemennya.


Kusadari memang aku yang bersalah
Slalu saja tiada waktu bersamamu
Maafkanlah aku yang tlah ingkar janji
Tak kan lagi semua ini kuulangi

Hapuslah sudah semua
Kebencian di dada
Aku mohon selalu
Maafkanlah salahku

Sumpah demi Tuhan demi untukmu
Apapun kan terjadi nanti
Aku ingin selalu
Bersamamu

Monday, February 05, 2007

Ada Banjir, Ada Ngungsi

Banjir di Jakarta tahun ini jadinya sungguh luar biasa. Banyak yang bilang, banjir sekarang justru lebih parah dari tahun 2002. Kalo diliat-liat, mungkin ada benarnya. Jakarta seperti kota terapung hari-hari belakangan ini. Daerah yang dulu ga pernah banjir, hhmm.. tahun ini ada yang kena banjir. Jadi belum tentu bisa bebas merdeka seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kompleks rumahku salah satunya. Dari dulu memang jauh dari yang namanya banjir. Kalopun hujan cukup deras, kali Cikeas yang ada di tepi kompleks itu ga pernah meluap lo. Nah, akhir pekan lalu pas hujan datang begitu derasnya, tinggi air sempet rata dengan jalan kompleks. Nah akibatnya, blok-blok yang deket kali, kedatangan air sampe sekitar setengah betis. Memang sih, ketinggian air ga sampe masuk rumah. Tapi tetep aja bikin kuatir.

Nah, situasi ini dihadapi Mba Lia, salah satu temenku yang kebetulan bloknya di tepian kali. Karenanya, malem Minggu lalu, tetangga sekaligus temen kantorku ini boyongan sama anak-anaknya ke rumah. Plus beberapa tetangga Mba Lia dan anak-anaknya. Jadi malem Minggu kemaren rumah rame banget. Cuma bapak-bapaknya aja yang tetep stand by di rumah-rumah, sekaligus berjaga-jaga. Ayahnya Faza sama bapak-bapak di blok kami juga keluar rumah, ikutan ngeliat ketinggian air di sungai, sekaligus keliling kompleks. Jadilah rumah seru dengan celoteh anak-anak. Semua jadi pada begadang. Termasuk Faza yang tadinya udah siap mau tidur, jadi melek lagi karena kedatangan temen-temen baru. Apalagi ibu-ibunya, walaaah.. jadi susah tidur karena banyak yang kepikiran rumah mereka. Ga kebayang kalo air sampe masuk rumah. Malem itu, karpet dan tikar digelar di ruang tengah untuk nambah tempat buat tidur tamu-tamu kami. Ada tetangga yang bawa bayi dua bulanan kami tempatkan di kamar. Sementara Faza cukup nyenyak tidur di sofa ruang tamu. Apalagi selama ini, kalo siang, Faza kadang milih tidur di sofa ini.

Sejak hari Minggu siang, hujan memang mengguyur sekitar kompleks kami begitu derasnya. Sempet beberapa kali berhenti. Tapi seketika juga bisa turun begitu hebatnya. Sejak Minggu siang bahkan, aliran listrik sudah dipadamkan. Sampe tengah malam juga masih mati. Entah jam brapa nyala lagi, karena tau-tau, pas aku nengok situasi luar rumah pas Subuh, rumah tetangga udah pada nyala. Sementara rumah kami masih gelap gulita. Ga taunya, pas listrik mati itu, sambungan PLN di rumah diputus sama ayahnya Faza. Hhhmm.. pagi itu, rumah jadi terang lagi, di tengah suasana mendung yang masih menggantung. Pagi itu juga, para bapak menjemput anggota keluarganya yang ngungsi ke rumah. Katanya sih ketinggian air sudah mulai surut. Rumah-rumah tetep aman dari aliran banjir. Alhamdulillah.

Luar biasa banjir kali ini ya. Tapi kenapa ya, banjir kan bukan bencana alam dan mestinya bisa diantisipasi. Apalagi siklus lima tahunan banjir besar Jakarta itu nyaris berulang terus. Mestinya sih sudah ada siap-siapnya sejak lama. Setidaknya sejak banjir besar sebelumnya. Trus kenapa ya seperti engga ada antisipasinya?

Tapi sisi baiknya adalah, keluarga kami dan Mba Lia itu, meski tetanggaan beda blok, selama ini belum pernah berkunjung satu sama lain. Beneran deh. Dengan adanya banjir ini, akhirnya jadi juga kunjungan itu, huehehehe.. Tinggal keluarga kami yang belum ke rumah Mba Lia nih. Kalo lewat aja sih udah pernah. Cuma mampirnya belum, huhuhuhu..

Thursday, February 01, 2007

Ayo Semangat

Hhhgghh, on airku tak terlalu mulus. Engga mulusnya itu diliat dari sisi jumlah yang diwawancara lo ya. Mmmm.. entah kenapa. Di jam on air tadi, banyak bangat yang pas kebarengan sama rapat. Sebagian lagi mungkin sudah memasuki masa istirahat setelah seharian ini sudah beraktifitas ditemenin hujan. Entahlah.. Jadi selama tadi, ya banyakan ngobrol dengan partnerku. Huhuhhuuu.. pada bosen engga ya dengerinnya. Iya kali ya. Yah, wajar lah. Gimana bisa 'menghipnotis' orang jikalau banyak bicara berdua saja. Eh tapi masih untung lo ini karena berdua. Coba kalo cuma sendirian. Waaaa, bisa-bisa mati angin deeeiii.. Dan untungnya lagi adalah, di paruh kedua, yang engga mulus itu jadi mulus kembali. Setidaknya karena semua yang dijatah untuk diwawancara, kesikat habis. Mmmm....

Hari-hari ini jadi suka sewot sendiri nih kalo ada yang merusak mood. Salah satunya kaya diatas itu. Dimulai dengan mulus, lancar, eh.. kok ya di tengah kadang jadi tersendat. Bukan, bukan mau nyalahin siapa-siapa lo. Temen-temenku yang membantu pasti juga sudah berupaya sekuat tenaga. Cuma, ini sih jadi ajang introspeksi diri aja. Apa yang kurang, apa yang mesti diperbaiki. Huhuhuhuuuu..

Jadi, mari mari melihat diri lagi.
Supaya jangan sampe kehilangan semangat, jangan sampe ilang mood, hanya karena soal-soal beginian.
Ooohh jangaaaaannn..

Keras Kepala

Kata orang, anak pertama biasanya keras kepala. Cenderung engga mau kalah dan pingin kemauannya dituruti. Kalo engga, walaaaahh, bahaayyyaa.. Mungkin betul juga tuh kalo anak pertama dibilang biasanya keras kepala. Contohnya aku ini, huehehe.. Dalam banyak hal, kuakui memang sifat keras kepalaku suka datang. Kadang aku sadar, tapi lebih sering engga, hahaha.. Jadilah ayahnya Faza yang dapet imbasnya. Huhuhuhuuu.. Sori bos..

Eh engga taunya, sifat ini menurun juga pada Faza. Setidaknya ini menurut ayahnya. Kata si ayah, Faza ini emaknya sekali sifatnya. Keras kepala. Orang daerah ayahnya bilang, kareh kapalo. Kalo maunya engga dituruti, protesnya bisa sampe nangis-nangis panjang deh. Apalagi menyangkut kesukaannya, kaya permen, jelly, gitu-gitu deh. Yah, sepanjang engga tiap hari sih masih boleh lah. Cuma ya gitu, nangis ini jadi semacam senjata yang dipake Faza supaya semua keinginannya dituruti. Huehehe.. yah, namanya juga anak-anak.

Tapi sejauh ini, keras kepalanya Faza masih dalam batas wajar. Artinya, ketika ada satu kemauannya yang engga dituruti, trus dikasi pengertian, biasanya Faza ngerti. Kenapa engga boleh, kenapa engga sekarang, kenapa engga dipenuhi. Tapi ya itu tadi, kalo itu menyangkut hal yang disukainya, ngasi pengertiannya mesti ekstra, huehehe.. Tapi prinsipnya sih, masih engga masalah. Apalagi keras kepala ini satu diantara sekian banyak sifat yang nyaris selalu dipunya anak-anak.

Nah, kalo di aku, sifat ini juga masih suka muncul. Bahkan kemarin, aku berdebat panjang dengan temenku. Soal macem-macem deh. Widdiiyy.. mungkin karena sama-sama keras kepala, jadi rasanya engga ada yang ngalah. Eh, hari ini, temenku marah nda yak gara-gara debat panjang kemaren? Hahahaha.. Maaf ya..

Uuugghh, baa iko kareh kapalo..