Friday, December 08, 2006

Musik Keroncong

Apa yang menarik dari musik keroncong? Banyak orang bilang, jenis musik ini adalah musik ortu. Musik kakek nenek, mbah kakung mbah putri, opa oma, uwa uwo dan sebangsanya. Tapi masa sih segitu terbatasnya?

Dalam empat hari terakhir ini, aku ketemu temen baru dari kalangan pemusik keroncong. Almarhum ayahnya adalah satu diantara sekian nama yang disebut-sebut sebagai pionir musik keroncong di Indonesia. Punya kelompok musik keroncong Moresko judulnya. Nah, temenku ini sekarang juga memimpin sebuah kelompok keroncong. Cafrinho namanya. Katanya kata itu berarti pemain musik.

Temenku masih termasuk muda. Engga muda-muda banget sih. Cintanya sama keroncong mungkin diawali karena kebiasaan melihat ortunya dulu main musik jenis ini. Dan terus sampe sekarang. Tapi apa betul sih sekarang ini jarang sekali anak muda yang kesengsem sama jenis musik ini? Aha, kata temenku engga juga. Di kelompoknya, nyatanya ada juga pemain yang usianya 20an tahun. Dan mereka sangat suka dengan keroncong. Jadi saat bermain pun, dengan hati. Bukan sekedar main. Katanya lagi, untuk menggaet kalangan muda lebih terpesona sama keroncong, dia sedang getol-getolnya bikin lagu keroncong yang syairnya mudah dimengerti. Lagu-lagu keroncong klasik dibilangnya bersyair rumit. Susah dipahami.

Hhhmm.. tapi memang hiya ya. Keroncong ini jenis musik yang sebetulnya bisa bikin adem. Engga gedubrakan. Karenanya setiap penyanyi keroncong, ga akan ada yang bernyanyi dengan gerakan kesana kemari. Bahkan, nyaris identik dengan baju kebaya, kain dan sanggul. Uuhhhhuuuyy..

Tapi temenku yakin, keroncong akan tetap eksis. Ga dibawah, ga diatas. Tetap di tengah-tengah, diantara berbagai jenis musik lain. Tetap dengan fans yang barangkali terbatas. Tetap dengan alat musik tradisional yang jadi pengiring utama.

Selamat berkeroncong..

1 comments:

ndw said...

aku jg suka kroncong lho..
padahal blm jg 30taun umurnya :p