Monday, December 04, 2006

Once Upon A Time

Ulang tahun Faza selalu mengingatkanku pada saat-saat melahirkan Faza.
Dua tahun lalu..

Selasa, 30 November, aku menuntaskan semua pekerjaanku sekitar pukul 21.00 karena besok aku mulai cuti melahirkan. Ya, aku akan cuti tiga bulan. Dokter kandunganku memperkirakan aku akan melahirkan tanggal 08 Desember. Jadilah aku mengambil cuti mulai tanggal 01 Desember. "Selamat berjuang ya," kata Mba Eni sesaat setelah aku pamitan. Mmmm ya ya, aku memang akan berjuang untuk melahirkan bukan? Pengalaman baru ada di depan mata.

Sampai rumah masih seperti biasa. Sekitar pukul 23.00 aku bersiap tidur. Biasa, pasti ke kamar mandi dulu. Tiba-tiba, brrrr.. aku merasa ada sesuatu mengalir diantara dua kakiku. Tapi karena tak terlalu berasa, kupikir itu hanya perasaanku saja. Tak lama, brrrr.. berasa banget. Wah pasti air ketuban, pikirku. Bergegas aku dan suamiku berkemas ke rumah sakit. Kuusahakan tetap tenang dan ga panik. Begitupun suamiku. Bahkan saat membangunkan ibu dan ate Yuli pun aku tetap tenang. Ayahku waktu itu sedang tugas di Biak. Sementara Ardi di Djogdja.

Perjalanan menuju rumah sakit ga berasa. Mungkin karena ngantuk juga sih. Tapi aku mah ga bisa tidur. Hilang sudah rasa kantukku. Yang ada, rasa seneng, cemas, deg-degan, ah semua lah. Yah namanya juga pengalaman pertama. Sampe rumah sakit, aku segera diminta berganti pakaian yang sudah disediakan dan masuk ruang UGD. Ruang UGD sendiri dibagi beberapa kamar yang dibatasi dengan tirai. Jadi suara apapun bisa saling terdengar. Aku juga mulai diperiksa suster. Trans vaginal. Kata suster, bukaannya masih 1 atau 2 gitu deh. Masih lama.

Karenanya ibu dan Yuli pulang malam itu juga. Aku ditemenin suamiku. Setelah beres, akupun tidur. Tapi ga lama karena sekitar jam 3 aku terbangun. Ada rasa mules yang kurasa. Tapi jaraknya masih sekitar 15 menitan sekali. Aku ga bisa tidur lagi. Sampe pagi kemudian, sekitar jam 06.30, suster mulai menancapkan induksi di tanganku. Induksi ini bentuknya infus untuk merangsang rasa mules. Dokterku sempat datang nengokin aku pagi-2. Tapi berdasar laporan suster, dokterku bilang waktu melahirkan masih sekitar sore hari. Hhhmmm.. masa menanti sore menjadi masa penuh pengalaman baru, huehehehe.. Rasa mules yang awalnya datang jarang-jarang, mulai terasa sering. 10 menitan sekali, 5 menitan sekali, 2 menitan bahkan sampe ga berjarak. Itu rasanyaaaaa, woooowww.. luar biasa. Betul kata orang, rasa mules mau melahirkan itu belum pernah dirasa sebelumnya. Wiiidddiiiyyy.. Tapi tenaaaaang, ini bukan bermaksut menakuti mereka yang belum melahirkan lo. Ini berbagi pengalaman.

Sampe sekitar jam 18.00 waktu diperiksa trans vaginal lagi, bukaanku ternyata masih 3. Waduh, lama juga yak. Setelah konsul dengan dokterku, suster memberitahu kalo dokter ngasi tenggat waktu sampe jam 22.00. Kalo sampe tenggat itu bukaanku ga juga nambah, dokter akan ambil langkah lain. Mmmm, mestinya sih operasi cesar. Nah tenggat ini diberikan karena ketubanku kan sudah pecah duluan. Jadi dalam waktu maksimal 24 jam bayi sudah harus keluar. Kalo engga, dikuatirkan bayi akan keracunan.

Menanti masa tenggat waktu jadi penuh dengan rintihan, erangan dan teriakan. Apa boleh buat, tangan suamikulah yang akhirnya jadi sasaran cakaran dan pukulan. Sori bos, nemunya cuma tangan sih sebagai pelampiasan mulesku, huehehe.. Sekitar jam 21.30 dokterku datang. Ah, menunggu dokter aja berasa lamaaa banget. Serasa sewindu, cieeehh.. Saat diperiksa trans vaginal, aku deg-degan menanti kabar, brapa yak bukaanku sekarang. "Bukaan 7 nih. Bisa normal..", kata dokterku. Alhamdulillah, akhirnya bukaanku nambah juga. Tapi kata dokter aku diminta nunggu sekitar dua jam lagi, menanti bukaan maksimal. Akupun diminta pindah menuju ruang bersalin.

Yah tapi namanya perkiraan dokter, tetep bisa meleset dongs. Baru aja aku tiduran, tiba-tiba datang rasa mules yang lain dari sebelumnya. Juga disertai dorongan super kuat. Kuminta ibuku memanggil suster. Kata suster, masa melahirkan segera tiba. Dokterku pun dicari. Eh ga taunya om dokter lagi keluar. Mungkin karena dipikirnya masih dua jam, masih lama. Eh tapi bayiku ga mau kompromi. Dorongan kuat terus kurasakan. Suster pun bilang, ga mungkin nunggu dokter karena bayi sudah mau keluar. Sempet suster ngajarin lagi cara bernafas dan mengejan saat melahirkan nanti. Saking paniknya, aku sempet salah make teknik ini. Huhuhuuuu.. Tapi Alhamdulillah, berikutnya lancar. Dalam tiga kali tarikan nafas kalo ga salah, bayiku lahir. Duniapun serasa berubah.. Hari ini, Rabu, 01 Desember 2004, pukul 22.15.

Selamat datang anakku..

Masih berbalut darah, anakku didekatkan padaku, pada payudaraku (weits, sori dongs). Dari artikel yang kubaca, ini untuk mengenalkan bayi pada ASI sekaligus merangsang insting menyusunya nanti. Ayahnya pun segera melantukan rekaman pertama di telinga bayi kami ; kumandang adzan. Segera setelah itu, anakku dibersihkan dan didandani. Waktu kucium untuk pertama kalinya, ahh.. antara percaya ga percaya. Bayiku kemudian dimasukkan ke inkubator untuk dihangatkan setelah berkenalan dengan dunia luar rahim. Ffffuuuiiihh.. setelah 22 jam menanti kelahiran anakku, kini masa-masa menjadi ibu segera kumulai. Sungguh pengalaman ruaaarrr biasa.

Sekarang Faza sudah dua tahun.
Ga terasa ya..

0 comments: