Friday, August 31, 2007

Mari Merogoh Kocek Lebih Dalam

Tol JORR yang baru dan mulai berlaku Selasa pekan lalu itu memang, ffuuiihh.. beneran menggemaskan. Gimana engga. Tarif tol diberlakukan dengan sistem terbuka. Artinya, jauh dekat, sepanjang itu termasuk tol JORR, maka tagrifnya adalah sama. Ga peduli jauh atau deket jarak yang ditempuh. Kalo dulu kan biasanya besaran bayaran didasarkan pada jauh deket jarak yang ditempuh. Nah sekarang engga ada tuh aturan gitu lagi.

Nah, sebagai pengguna setia JORR, tentu saja tarif terbuka ini brasa banget. Sebabnya adalah, ya karena pengeluaran jadi naik. Biasanya kalo hari kerja, yang kutempuh adalah mulai dari tol Jatiasih dan keluar di Bambu Apus. Tarifnya tiga rebu. Nyaris ga pernah bablas dan keluar di Dukuh karena kalo jam kerja, biasanya macetnya ga tertahankan.

Nah dengan tarif terbuka sekarang, enam ribu dong hai yang mesti dikeluarkan. Ya toh. Manteb banget lah brasanya. Sejak pertama ngitung-ngitung juga udah kerasa tambahan duit yang keluar. Lha sekali jalan nambah tiga rebu gitu lo. Hari pertama pemberlakuan tarif terbuka ini. luaaarr biasa. Macet di nyaris semua pintu tol. Semua karena tertahan di pintu masuk tol. Yang biasanya cuma ngambil tiket dan baru bayar di pintu keluar, sekarang sudah mbayar sejak di pintu masuk. Alhasil, antriannya itu loooowwww, puanjaaannngg pisan. Untungnya (ah, kapan sih orang Jawa ndak pernah untung ya, hihihi..), pintu masuk tol Jatiasih ndak terlalu penuh. Tergolong biasa malah. Jalur tol juga relatif lancar hari itu. Waktu denger pantauan jalanan dari radio, weh weehh.. hiya lo, macetnya di nyaris semua ruas. Akibat kendaraan yang ngantri di pintu masuk tol, maka arteri pun kena imbasnya. Dan hari itu jadi salah satu hari yang mungkin paling banyak dijengkelin sama pengendara.

Hari berikutnya kami nyoba keluar tol Dukuh. Karena dari info yang didenger, tol yang biasanya macet luar biasa ini mulai lengang setelah diberlakukan sistem baru ini. Hhhmm.. betul ternyata. Tapi ya karena tol Dukuh ini diluar jalur Cilincing-Ulujami, maka ada tambahan seribu yang mesti kami keluarkan. Lumayan, tujuh ribu nih sekali jalan. Tapi ya berhubung jalan tol itu lancar, jadi dua hari berturut-turut kami memilih keluar di pintu tol Dukuh. Hhmm.. mungkin ada yang punya pengalaman serupa?

Ah tapi ya jangan seneng-seneng dulu. Lha Selasa 04 September mulai jam 00, tarif semua tol di Indonesia bakal naik 20 persen. 20 persen gitu loh!! Lumayan? Pasteee.. Meski ini ga ngaruh untuk tol JORR, tapi kami kan kalo pulang kantor, suka juga melewati jalan tol dalam kota. Dari yang biasaya 4500 perak, naiknya nanti jadi 5500 perak. Nambah seribu. Hhhhmmmm.. Apa ada alternatif lain? Kata pemerintah sih kira-kira begini, "Kalo tol mahal, ya jangan digunakan. Tol kan alternatif..". Heeiii.. Plis deh, moso ya begitu to ngasi jawabannya. Lha kan memang kadang tol itu jadi jalur satu-satunya jika ndak ada arteri. Coba bayangkan, kalo dari Jatiasih menuju Bambu Apus itu mesti lewat mana? Apa kami harus menerobos hutan dan sawah? Uuuffhhh.. Waktu soal ini ditanyakan sama salah satu petinggi Jasa Marga dalam wawancara di radioku, jawabannya adalah, "Baik.. Informasi itu menjadi masukan bagi kami..". Oh la la, cuma jadi informasi to ternyata.

Padahal hari-hari ini, kan ga cuma tol yang naik. Ada minyak goreng, telur, minyak tanah, kebutuhan sembako lainnya. Aaahhhhh..

1 comments:

Peter @ Enviroman said...

Selamat hari Fitria,

Thanks for leaving a comment in my post Dots New Blogger 3 column template with Header. I have responded to your comment.

Peter (Blog*Star)
How you can help Blogger Tips and Tricks
(no one should feel obligated. Everthing completely voluntary)