Sunday, September 07, 2008

Perjalanan

Menanti hari H adalah saat yang bikin harap-harap cemas. Persiapanku dalam rangka tugas kantor bikin senewen sendiri nih. Abis gimana, di satu sisi menguatkan hati demi berpisah seminggu sama Faza dan Danin (hhmm.. kalo ayahnya mah ngga terlalu kali yah, hihihihi..). Di sisi lain, mesti juga bersiap dengan segala materi yang bakal dibagi disana. Plus lagi, menyiapkan berbagai bekal untuk keperluan memerah ASI di negeri orang.

Dari blog-blog yang kusambangi sih, sejauh ini belum ketemui blog yang cerita dapet masalah dalam hal bawa-bawa ASI dari negeri seberang. Jadi aku tetap meniatkan untuk tetap memerah nanti, membawanya pulang untuk Danin. Tapi betul-betul ini harap-harap cemas. Karena sama sekali belum pernah aku ngalamin langsung, bawa-bawa ASI dari luar negeri ke dalam negeri. Sekarang ini kan nyaris semua maskapai menerapkan aturan sendiri, dimana dalam kabin ada batasan tertentu dalam membawa cairan. Apa iya engga ada perkecualian ya untuk ASI secara ini kan cairan hidup yang bahkan PBB pun mensupport para ibu untuk menyusui bayinya sampe setidaknya dua tahun. Uuuffhhh..

Aku nulis ini dari Bandara Changi Singapore. Pagi tadi pas check in di Jakarta, aku nanya ke Mas di counter Singapore Airlines. Soal batasan cairan yang bisa dibawa itu, memang kalo aturan SQ Jakarta, hanya membolehkan maksimal 100ml. Whhaaa.. 100ml mah cuma seukuran satu botol kaca yang biasa kupake. Masa seminggu ke depan cuma segitu doang. Si Mas hanya menyarankan aku untuk nanti bertanya ke Singapore Airlines di Phnom Penh sebelum aku kembali ke Jakarta. Mmmm.. usulnya memang bukan sebuah solusi sih ya. Cuma mungkin memang itu yang bisa dilakukan si Mas.

Selama perjalanan dari rumah ke bandara tadi, aku sempatkan memerah ASI. Lumayan, dapet 100an ml. Sebotol kaca penuh. Merahnya juga sambil terbayang-bayang saat berpisah dengan Danin tadi pagi. Hiks.. Udah meniatkan untuk kuat. Ehh.. tetep aja runtuh pertahanan mataku. Nangisku akhirnya juga diikutin sama Athe Yuli, Uti bahkan sampe si Mba yang megang Danin. Huhuhuhu.. Sungguh, berat sekali bow pagi tadi.

Hhhmm.. sepanjang perjalanan di dalam pesawat tadi, aku juga membayangkan kira-kira bagemana nanti memecahkan soal bawa-membawa ASI ini. Apa iya maskapai ini tidak membolehkan ASI untuk dibawa dalam jumlah seliter, misalnya. Let's see..

Aku mesti check in lagi nih untuk perjalanan berikutnya menuju Phnom Penh. Semoga rencana merah dan mbawa ASInya bisa tetep terlaksana.

1 comments:

Keluarga Zulkarnain said...

Asswrwb..

Mengenai bawa ASI PERAH lintas negara...insha Allah blog ini membantu

www.keluargahamdan.blogspot.com

cari aja archive pas mbak Rahmi umroh.

Thanks

Rozalina