Thursday, February 22, 2007

Menebus Salah


Setidaknya dalam dua atau tiga hari terakhir ini aku merasa begitu bersalah pada Faza. Pulangku sangat larut, lebih larut dari biasanya. Faza sih memang biasanya sudah tidur ketika aku pulang. Tapi ini kan jadinya lebih-lebih lagi. Uuugghhh, kangen banget rasanya begitu lama ninggalin Faza di rumah.

Karenanya, sebelum tidur pun, aku sempetin ngobrol sama Faza. Ngobrol apa aja, meski Faza tetep tidur pulas. Tengah malem kadang Faza bangun minta susu. Nah disitulah kadang kami berdua ngobrol soal kegiatan Faza hari itu. Sungguh menyenangkan. Kadang Faza juga antara sadar dan engga, antara melek dan merem, menjawab tanyaku, mengajakku keluar kamar meski kemudian tertidur lagi, huehehehe.. Sungguh menyenangkan..

Pagi harinya juga menjadi saat-saat yang ga mau kulewatkan begitu saja. Saat aku bangun duluan, kunikmati memandang wajah Faza lama-lama. Selalu ada syukur ketika melihat wajahnya. Selalu ada rasa tak menyangka Faza sudah sebesar ini. Padahal rasanya baru kemaren aku menunggu 22 jam saat melahirkan Faza. Melihat wajah Faza selalu meninggalkan rasa adem. Penat dan letihku terobati lo. Melihat Faza bangun juga jadi kenikmatan tersendiri buatku. Rambutnya yang awut-awutan, wajah yang masih sayu, antara sadar dan engga, hehehe.. bikin aku syeneeng banget. Kunikmati pagi hariku bersama Faza. Maunya sih menebus waktu yang sehari sebelumnya hanya sedikit tersisa. Tapi itu pasti ga mungkin sepenuhnya bisa menebus. Jadi betulan kumanfaatkan waktu pagi hari sebelum aku brangkat ngantor.

Mungkin soal beginian bukan cuma aku yang ngalami. Ah, klasik kali ya untuk orangtua yang ngantor dan mesti meninggalkan buah hati mereka selama setengah harian. Karenanya, aku selalu menanti akhir pekan, masa liburku, untuk menebus waktuku yang terkuras selama hari kerja, buat Faza.

The most beautiful and wondering times..

0 comments: