Friday, February 23, 2007

Soal Kanker Payudara

Diambil lagi dari sini. Berguna buat nambah pengetahuan soal kanker payudara. Silakan menikmati..

Menurut situs American Cancer Society, tumor maupun kanker payudara adalah pertumbuhan menyimpang sel di payudara. Kebanyakan benjolan di payudara adalah tumor jinak yang tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan tidak mengancam jiwa. Namun, tumor meningkatkan risiko perempuan terkena kanker payudara.

Payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran susu yang mengarah ke puting, lemak dan jaringan penghubung, pembuluh darah, serta pembuluh getah bening. Umumnya, kanker payudara bermula di sel sepanjang saluran susu, sebagian lain berawal di kelenjar susu dan sisanya di jaringan lain payudara.

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab kanker payudara. Namun, ada sejumlah faktor risiko terkait dengan kanker. Beberapa faktor risiko bisa dikontrol. Mereka yang punya anak tapi tidak menyusui, merokok, minum alkohol, pola makan tinggi lemak, serta kurang olahraga berisiko kena kanker. Ada pula faktor yang tidak bisa diubah, seperti genetik, jenis kelamin, dan usia. Kanker payudara lebih banyak diderita perempuan walau laki-laki bisa juga terkena. Risiko terkena kanker payudara meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Delapan dari 10 kasus kanker payudara ditemukan pada perempuan usia 50 tahun ke atas.

Risiko kanker payudara juga meningkat pada orang yang keluarga dekatnya terkena kanker. Sekitar 5-10 persen kanker payudara terkait dengan mutasi gen, kebanyakan gen BRCA1 dan BRCA2. Perempuan yang mendapat haid di bawah usia 12 tahun atau menopause di atas usia 55 tahun rentan terkena kanker.

Sebagian perempuan yang memiliki lebih dari satu faktor risiko tidak pernah menderita kanker. Sebaliknya, banyak perempuan tidak punya faktor risiko tapi terkena kanker. Faktor risiko meningkatkan peluang perempuan terkena kanker. Karena itu, perempuan harus selalu waspada dan melakukan pemeriksaan dini. Dengan demikian, jika ada kelainan, segera bisa diatasi.

Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi dini kanker payudara, menurut ahli bedah tumor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Arman Muchtar SpBOnk, dengan memeriksa payudara sendiri (sadari). Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-3 hingga ke-5 seusai haid. Dalam posisi berdiri atau berbaring, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara.

Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, puting tertarik ke dalam, kulit berubah seperti kulit jeruk, pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, peradangan atau keluar cairan dari puting, perlu diwaspadai dan segera periksakan ke dokter.

Di atas usia 35 tahun perempuan dianjurkan menjalani mamografi atau pemeriksaan payudara dengan sinar X. Mamografi diulang tiap tahun setelah usia 40 tahun sampai menopause. Mamografi, ujar dr Reny Luhur Setyani SpRad dari Brawijaya Women and Children Hospital, bermanfaat untuk mendeteksi dan mengevaluasi kelainan pada payudara. Tingkat sensitivitasnya 74-96 persen mendeteksi pertumbuhan jaringan abnormal pada saluran susu.

Jika ditemukan gejala kanker, pemeriksaan dilanjutkan dengan galactography/ductography. Untuk mengetahui stadium kanker, digunakan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan lain menggunakan PET scan. Kanker payudara yang ditemukan secara dini bisa diatasi dengan operasi pengangkatan benjolan. Jika ditemukan pada stadium lebih lanjut, bisa diatasi dengan radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya.

0 comments: