Monday, April 30, 2007

Temen Baru

Hari Minggu kemarin, aku liputan lagi ke Istana Kebebasan atau bisa juga disebut Istana Persatuan. Hari sebelumnya aku juga datang kesini, sendirian. Nah, hari Minggu itu aku berharap bisa ketemu dengan sejumlah orang yang bisa berbahasa Inggris dan bisa kuinterview. Huhuuuuu.. Diep yang membantuku sebagai translater pulang kampung soalnya. Jadilah kerja dengan Diep cuma sehari di hari Jumat.

Oke, gapapa deh kalo memang harus sendiri. Lagipula datang ke Istana ini bukan yang pertama kalinya. Pertama waktu sama temen-temen peserta workshop, kedua hari Sabtu lalu dan hari Minggu itu berarti sudah yang ketiga kalinya. Jadi waktu sampe disana, aku lagi orientasi untuk wawancara dengan orang-orang yang hari itu sungguh membludak berpiknik ke Istana, mendekatlah soreng cowok. Mengajakku bicara dalam bahasa Inggris yang terbatas. Ternyata seorang mahasiswa, namanya Thai San. Hhhmm.. kebetulan. Jadi meski diseling dengan bahasa isyarat, setelah berkenalan sana sini, akhirnya diapun menjadi sasaran pertama wawancaraku. Ini soal Reunification Day yang diperingati setiap 30 April. Selanjutnya dia menemaniku wawancara. Lumayan, bisa menerjemahkan sedikit pertanyaanku dalam bahasa Vietnam. Berikutnya bertemu dengan seorang pelajar SMP namanya Phat. Tapi lumayanlah, bahasa Inggrisnya bolehlah untuk ukuran usia segitu. Trus ketemu mahasiswa juga, namanya Tram dai Nhut. Selanjutnya ketemu dengan Pam Chang, mahasiswi ekonomi. Aku ketemu Chang saat dia memperhatikanku wawancara. Chang juga menawarkan diri untuk menemaniku mencari target lain untuk kuwawancara seputar tema yang kubuat. Hhhhmm.. terima kasih banyak lo temen-temen baruku.

Mestinya dalam rangka liputan untuk feature ini, aku dibantu sama Diep, temen Vietnam yang juga salah satu peserta workshop. Maunya adalah sebagai translater karena disini memang ga terlalu banyak yang bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Nah sebelum jalan dengan Diep, aku sempet interview beberapa orang yang memang bisa bahasa Inggris, setidaknya ngerti maksut pertanyaanku. Widdiiyy.. kebayang susahnya dunk kalo ternyata ga mudeng dengan pertanyaanku kan? Hihihihi..

Nah dengan Diep dimulai Jumat lalu. Menelusuri sejumlah ruas jalan di HCMC untuk memperoleh wawancara. Temanya soal jumlah motor yang luar biasa banyak. Wiihh kalo dibandingin sama Jakarta sih, kalah deh.. Dengan jumlah penduduk yang nyaris sama dengan Jakarta, jumlah motor di HCMC ini hampir sepertiga jumlah penduduk. Udah gitu, jalan disini di tiap jalurnya cuma punya satu lajur. Cuba tuh kebayang gimana seseknya jalanan di seantero HCMC. Apalagi kalo pas jam berangkat atau pulang kerja, sejumlah jalan dari ujung ke ujung yang nampak cuma motor dan motor dan motooorrr aja..

Mestinya juga ada satu atau dua lagi yang aku kejar buat featureku. Tapi apa daya, saat menjelang pulang ke hotel, Diep memberitahuku kalo dia mau pulang ke kampungnya. Jaraknya sekitar 7 jam perjalanan. Weleehh.. itu mah udah diluar HCMC. Yah sudahlah, jadilah daku melanglang sendiri dan ketemulah dengan temen-temen baru yang membantuku. Trima kasih banyak lo.. Salam damai dari Indonesia. Peace, huehehehe..

0 comments: